Thursday, September 23, 2010
Thomas, Thomas, Tidakkah Kau Percaya?
Thomas dikenal sebagai rasul yang tidak percaya. Ketika diceritakan bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dan berada di tengah-tengah murid-muridnya, Thomas berkata "Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh 20:25)
Thomas juga adalah seorang yang kritis dan selalu ingin tahu. Dialah yang bertanya kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Yoh 14:5)
Namun, ketika Thomas sudah melihat Tuhan Yesus, maka mulutnya langsung berseru dan mengakui: "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28). Dia langsung menetapkan pilihannya dengan tegas dan dengan tanpa malu-malu mengakui kesalahannya secara publik dan membalikkan hatinya mengikuti jalan yang benar.
Setelah hatinya tetap, ia menjadi orang yang berkobar-kobar semangatnya. Karakternya ini terlihat waktu Yesus belum bangkit, ia sempat berseru kepada para murid yang masih ragu-ragu untuk mengikuti Yesus pergi mengunjungi Lazarus yang sakit: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." (Yoh 11:16). Dan ketika Yesus sudah bangkit, Thomaslah yang kemudian menyebarkan Injil sampai ke India.
Bagaimana dengan Kita?
Kita, orang muda, mempunyai banyak karakter yang sama dengan Rasul Thomas.
Kita kritis dan penuh rasa ingin tahu. Setiap kegiatan, setiap hal ditanyakan dan digali lebih dalam. Kita tidak mudah percaya, melainkan selalu belajar lebih dan lebih lagi. Kita selalu bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa.
Acara di lingkungan dan wilayah mencerminkan karakter-karakter ini. Ketika diundang, kita bertanya untuk apa sih ngadain acara ginian? Ketika datang, kita bertanya, jadi kita ngapain aja di sini?
Kalau jawabannya untuk lebih mengenal Tuhan Yesus, kita bilang: "wah, masa sich? Kayaknya kita udah bisa kenal Tuhan Yesus di berbagai tempat kok, gak perlu ikutan sini. Kan katanya Tuhan ada di semua tempat."
Kalau jawabannya untuk lebih kenal sama lingkungan, kita bilang: "oh ya? Bukannya kalo ada acara lingkungan, mami papi sudah hadir? Kan sama saja?"
Kalau jawabannya untuk membangun diri sendiri dan teman-teman agar masa depan Gereja Katolik terjamin kelangsungannya, kita bilang: "masa dengan kita hadir di sini, Gereja bisa hidup? Siapa sih kita ini?"
Teman-teman, Rasul Thomas juga kritis, apatis, pesimis sama seperti kita. Dia pun menanyakan hal-hal yang tidak mungkin dijawab oleh teman-temannya.
Tapi teman-teman, Tuhan Yesus sangat menyayangi Thomas, karena melalui Thomas, Tuhan punya kesempatan untuk mewahyukan: "Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku."
Dan melalui sifat kritis Thomas pula, Tuhan Yesus meneguhkan iman kita yang tidak hidup pada saat Ia hidup di dunia: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Teman-teman, marilah kita mencontoh Rasul Thomas, yang kritis, yang selalu ingin tahu, yang selalu bertanya, yang selalu menantang status quo. Namun seperti Thomas juga, kita telah dipanggil secara khusus oleh Tuhan Yesus, melalui hati kita yang berbisik "ikut ya" waktu ada yang mengundang ikut acara gereja, melalui teman-teman kita yang mengajak ikut karena mereka takut sendiri di acara itu, melalui orangtua kita yang menyuruh ikut.
Marilah kita mencontoh pula jawaban Rasul Thomas kepada Tuhan Yesus, yang dengan berkobar-kobar semangatnya berseru: "Ya Tuhanku dan Allahku," dan katakan pula "Ya Tuhan aku ikut." Biarlah melalui kita, Tuhan Yesus juga bisa mewahyukan sesuatu dan memberi berkat bagi banyak orang.
GBU all.
Thomas, Thomas, Tidakkah Kau Percaya?
Reviewed by JMG
on
September 23, 2010
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment