Monday, September 27, 2010
Betapa Indahnya Menjadi Pembawa Kabar Baik
Waktu temanku sakit, semua dokter sudah mengatakan tidak dapat menyembuhkan. Kata mereka, yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan berharap kepada keajaiban Tuhan saja. Betapa sedihnya hati kami waktu itu. Hidup selalu dilalui dengan harap-harap cemas: apakah hari ini akan ada kabar yang menyedihkan? apakah kami akan dapat berjalan-jalan bersama lagi lain waktu?
Setahun berlalu. Suatu hari kami mendatangi seorang dokter yang cukup terkenal. Setelah pemeriksaan, ia menyatakan bahwa ia mampu menyembuhkan temanku. Dan betapa hati kami seperti melompat kegirangan. Ingin rasanya kami memeluk dokter itu. Hari itu kami pulang dengan hati gembira, tanpa beban, tanpa kecemasan. Semua yang kami lihat rasanya indah.
Teman-teman, betapa indahnya kalau kita bisa jadi pembawa kabar baik seperti si dokter itu. Membawa matahari kepada hati teman-teman kita lainnya, membawa kelegaan, dan membawa keceriaan kembali kepada hidup mereka.
Tuhan Yesus telah mengutus kita untuk menjadi kabar baik. Yaitu kepada mereka yang tidak punya harapan hidup kekal, mereka yang tidak mampu melepaskan diri dari kuasa dosa, mereka yang selalu merasa bersalah dan terkekang. Kepada merekalah kita diutus untuk menjadi Pembawa Kabar Baik, yaitu bahwa Tuhan Yesus akan membebaskan mereka kapan saja dan di mana saja.
Tidakkah kita mau merasakan kebahagiaan dan kepuasan bila kita adalah si Pembawa Kabar Baik Tuhan? Yuk, kita jadi pembawa kabar baik, yaitu Kabar Keselamatan Kekal.
Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jiwa mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Rm 10:15)
Betapa Indahnya Menjadi Pembawa Kabar Baik
Reviewed by JMG
on
September 27, 2010
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment