Latest News

Monday, September 27, 2010

I Can Go The Distance


I have often dreamed, of a far off place
Where a hero's welcome, would be waiting for me
Where the crowds will cheer, when they see my face
And a voice keeps saying, this is where I'm meant to be

I'll be there someday, I can go the distance
I will find my way, if I can be strong
I know ev'ry mile, will be worth my while
When I go the distance, I'll be right where I belong

Down an unknown road, to embrace my fate
Though that road may wander, it will lead me to you
And a thousand years, would be worth the wait
It might take a lifetime, but somehow I'll see it through

And I won't look back, I can go the distance
And I'll stay on track, no, I won't accept defeat
It's an uphill slope, but I won't lose hope
Till I go the distance, and my journey is complete

But to look beyond the glory is the hardest part
For a hero's strength is measured by his heart


Pernahkah kamu merasa berbeda dengan orang-orang sekitar, out of place, tidak ada yang mengerti kamu, sebagaimana Hercules di dalam filmnya dan ketika menyanyikan lagu di atas? Aku merenungkan lagu ini, dan aku menemukan bagaimana perasaan Yesus dan Hercules dan aku sendiri terkadang begitu serupa.

Hercules merasa bahwa di tempatnya sekarang orang-orang tidak mengenalnya, tidak menerima perbedaannya, dan menganggapnya aneh. Yesus, di kota dan negara kelahiranNya sendiri, ditolak. Padahal ahli-ahli taurat tahu akan ada kedatangan Elia dan Mesias: "Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka - Mat 17:12"

Aku tahu kadang aku pun sering merasa berbeda dan tidak dipahami oleh orangtuaku, saudaraku, dan teman-temanku. Aku sering merasa ditolak dan dijauhi. Padahal maksudku tidak jahat, tindakanku tidak merugikan orang lain.

Hercules berharap di suatu tempat ada orang yang berkerumun menerimanya dengan suka cita karena kekuatan dan. Yesus ketika datang ke dunia ini berharap manusia akan mengenalNya dan menyambutNya dengan sukacita. Aku di dunia ini kadang ingin lari dari rumahku dan lingkunganku, dan menemukan tempat lain yang lebih paham akan aku.

Akan tetapi Hercules dan Yesus telah berjuang dan mengembara untuk menemukan tempat "where we belong". Apakah mereka sudah menemukannya? Aku tidak bisa jawab.

Namun aku ingin meneladani mereka untuk berani berbeda, dengan pengharapan bahwa suatu hari nanti, aku sampai ke rumahku, where I belong, rumah Bapaku, yang memahami dan menerimaku apa adanya.

No comments:

Post a Comment

Recent Post