Ketika saya datang dan memilih tempat di tengah, kebetulan satu bangku panjang itu baru terisi oleh 1 orang kakek. Lalu saya dan teman saya memilih duduk di ujung kursi seperti biasa.
Setelah berdoa, kakek yang duduk di tengah itu menggeser duduknya ke arah kami dan tersenyum. Lalu ia bertanya: "Nak, apakah kamu ikut koor?"... sambil menunjuk ke arah anggota koor yang sedang bersiap-siap di samping gereja. Saya menggeleng. Katanya lagi, "Dulu saya ingiiiiin sekali ikutan koor, bernyanyi dan memuji Tuhan. Sayangnya tidak bisa, suara saya jelek dan napas saya tidak kuat. Rasanya sediiiih sekali. Kok pengen memuji Tuhan saja susah ya."
Waktu mendengar itu hati saya tersentak... ya ampun, begitu banyaknya orang yang bila diajak untuk melayani Tuhan kok kayaknya susaaah sekali. Padahal kakek ini yang sudah begitu tua, malah begitu kepengen melayani Tuhan sehingga ketidakmampuan itu begitu disesali olehnya.
Lalu si kakek bercerita tentang hidupnya, bahwa ia begitu banyak mengalami kegagalan dibandingkan teman-teman seangkatannya. Tidak bisa ikut lomba, tidak bisa ikut koor, dan akhirnya hidupnya pun biasa-biasa saja.
Wah, saya pikir, ini kakek udah mulai complain soal hidupnya... pembicaraan menjadi kurang menarik.
Lalu si kakek melanjutkan, dia bilang, "Tapi saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Walaupun saya tidak bisa melayaniNya, tapi Dia begitu baik. Dia masih membiarkan saya hidup sampai saat ini. Padahal adik-adik saya yang lebih kuat dan sehat sudah meninggalkan dunia ini. Teman-teman seangkatan saya yang sudah banyak yang berpulang. Tapi saya.... saya masih hidup sampai umur setua ini, bahkan saya masih sanggup pergi ke gereja sendirian tanpa bantuan." Memang dia datang sendirian ke situ.
Saat itu hati saya tersentuh. Saya langsung berdoa dalam hati, "Tuhan, kakek ini begitu kesepian. Lihat, ia bercakap-cakap dengan orang yang tidak ia kenal sama sekali, hanya karena ia percaya bahwa umatMu adalah saudaranya juga. Ia begitu merasa kecil dan tak berdaya, ia tak bisa bernyanyi memuliakan namaMu. Ia juga pasti sudah begitu banyak mengalami kepahitan dalam hidupnya. Namun apa yang dilakukannya? Hatinya tidak menjadi pahit terhadapMu. Malah ia dengan modal kesepiannya, ia malah memberitakan kebaikanMu pada semua orang."
Teman, Tuhan tidak hanya menggunakan kita dalam segala kelebihan kita... kekayaan, pengetahuan dan ketrampilan kita, ataupun kemampuan kita memiliki banyak teman. Tuhan juga menggunakan kita dalam segala kekurangan kita, .... kesepian, kegagalan, kesedihan, rasa putus asa, kepahitan hidup, luka-luka dan penyakit kita. Semua digunakanNya, asal kita mau untuk mengatakan "Ya Tuhan, pakailah diriku."
Maka janganlah kita mengatakan, Tuhan aku tidak bisa, Tuhan aku tidak mau karena aku merasa kurang, Tuhan aku malu...
Si kakek tidak tahu, bahwa dengan kesepiannya itu sebenarnya ia telah memuliakan Tuhan. Ia sebenarnya sudah bernyanyi memuliakan namaNya, sebagaimana diimpikan olehnya, ketika ia mensyukuri hidupnya dan membagi rasa syukur tersebut kepada aku dan temanku, kepada orang-orang yang duduk di depan dan belakangnya sebagaimana yang ia lakukan ketika selesai ngobrol dengan kami.
Maka katakanlah pada Tuhan: "Ya Tuhan, saya tidak tahu bagaimana caranya.... Tuhanlah yang tahu, namun aku mau Engkau pakai. Pakailah diriku untuk kemuliaanMu." Selamat menjawab panggilan Tuhan.
"Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." - Yak 1:4
No comments:
Post a Comment