Latest News

Wednesday, March 16, 2011

Karena kita Memahami Yang Baik dan Yang Jahat

Seorang anak berkata pada ayahnya, "Papa, aku pengen naik mobil." Kata papanya, "Jangan nak, kamu tidak tahu bahayanya." Tapi dasar anak-anak, ketika papanya sedang pergi, dia menstarter mobil, menjalankannya dan menabrakkannya ke sebuah pohon. Tulang pinggulnya patah, si anak lumpuh dari pinggang ke bawah. 

Kata papanya, "Nak, sekarang kamu sudah tahu bahayanya naik mobil. Belajarlah hidup menanggung konsekuensinya. Kamu akan menanggung malu, menerima celaan orang, direndahkan orang karena cacatmu, bergantung pada orang lain, dan yang terbesar dari semuanya itu adalah iri hati melihat orang lain berlari dan melompat."

Cerita ini mengingatkanku pada dosa pertama leluhur kita, Adam dan Hawa. Ketika Bapa yang baik mengingatkan "...tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Tapi Adam dan Hawa, anak-anak yang bandel itu, tidak mengindahkan laranganNya. Maka terjadilah suatu hal yang buruk, yaitu kita memahami apa yang jahat. Ketika kita mengetahui apa yang benar dan apa yang jahat, maka kita harus menanggung konsekuensi yang berat: bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan kita. 

Ketika kita memahami yang baik dan yang jahat, maka kita pun dituntut untuk memilih yang benar. Padahal kita masih anak-anak yang kadang sulit memilih karena ketidakdewasaan kita. Tapi toh kita harus menerima seluruh konsekuensi apabila kita memilih yang jahat, yaitu maut. 

Bapa tidak menaruh pohon terlarang itu untuk 'menguji' kita, sama dengan papa tidak menaruh mobil di garasi untuk menguji anaknya. Namun kita dituntut untuk menanggung konsekuensi atas kebandelan kita, sama seperti anak kecil yang lumpuh itu menanggung kenakalannya seumur hidup. 

Dan ular pun tidak bohong. Sesungguhnya kita seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat. Tujuan terakhir ular adalah agar kita dihukum karena kita tahu yang jahat dan kita memilih yang jahat... dan hukumannya adalah maut.

Yang tidak diprediksi oleh ular adalah Tuhan Yesus mengurbankan diriNya sendiri untuk membebaskan kita dari hukuman. Sama seperti dokter bedah yang membebaskan si anak dari kelumpuhan, demikian pula Yesus membebaskan kita dari maut dengan menyerahkan jiwa dan ragaNya sendiri. Tinggal kitalah yang perlu menerima, apakah kita bersedia menerima pertolonganNya?

"Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.." Rm 5:17

Sumber: nasihatalkitab.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Recent Post