Teman-teman pasti sudah hafaaaaal banget dengan ayat ini:
HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku (Mat 26:38)
Gereja Katholik menjawab permohonan (permohonan lho... yang artinya lebih dalam daripada permintaan) Yesus itu dengan sangat serius yaitu dengan Tuguran, yaitu tradisi berdoa dan berjaga-jaga bersama Kristus di depan Sakramen Maha Kudus. Adakah teman-teman pernah ikut tuguran?
Apa sich sebenarnya yang kita cari pada saat Tuguran? Ada beberapa momen yang bisa didapat pada saat Tuguran..
1. Kedekatan Fisik dengan Tuhan Yesus
Kapan lagi kita dapat bersama dengan begitu dekat dengan Tuhan Yesus. Sakramen Maha Kudus adalah Tuhan Yesus sendiri yang secara fisik berada di antara kita. Kalau kita ingin merasakan Tuhan Yesus, maka di dekat Sakramen Maha Kudus itu bayangkanlah Tuhan Yesus dalam wujudnya yang paling kamu sukai sedang duduk. Maka lama kelamaan, kamu akan merasakan ketenangan yang tak pernah kamu rasakan sebelumnya. Dan kamu akan benar-benar merasakan kehadiranNya pada saat itu di tempat itu.
2. Saat-saat tenang dan merenungi hidup dan kehidupan
Kita sering kali bilang sama Tuhan bahwa kita tidak punya waktu untuk berdoa, untuk bersama dengan Tuhan, untuk memikirkan hidup kita sendiri... Tapi di dalam Tuguran kita tidak diajak untuk berdoa bersama. Doa bersama hanya untuk memicu hati kita sendiri untuk memikirkan hidup kita, apa yang telah kita lakukan � yang baik, yang buruk, yang kita sukai, dan yang tidak kita sukai dari diri kita sendiri. Artinya, saat itulah kita benar-benar memiliki waktu untuk diri kita sendiri, bebas dari dunia yang sering kali mengekang kita.
3. Menjawab permohonan Tuhan Yesus.
Kita sering kali menganggap enteng permohonan seseorang, baik itu orangtua kita, saudara kita, teman kita. Tapi cobalah jawab satu permohonan saja, yaitu dari Dia yang telah bersedia mati bagi kita. Permohonan yang diungkapkan pada saat kegelisahan dan ketakutanNya menghadapi kematian. Coba bayangkan bagaimana perasaan kita bila kita tahu bahwa kita akan mati dan matinya menderita? Nah, tidakkah kita ingin menemani orang tersebut, apalagi kita tahu bahwa Dia mati adalah demi kita, dan bukan demi diriNya sendiri?
Teman, kalau kamu belum merasakan kedekatan denganNya secara pribadi, maka anggaplah Tuguran sebagai kesempatan emas untuk merasakan itu. Kalau kamu merasa Dia tidak adil, tidak memperhatikan kamu, maka mengadulah pada saat Tuguran, yaitu ketika kamu akan mendengar jawaban langsung dariNya. Sampai bertemu dengan Tuhan Yesus...
No comments:
Post a Comment