Sekarang banyak sekali status-status di Facebook yang menyedihkan.
Kata-kata kotor yang tidak boleh dikeluarkan saat berhadapan muka dengan orang tersebut, dituliskan di status FB sehingga semua orang menjadi tahu apa yang kamu rasakan. Seolah-olah dengan mengatakannya, "dia" yang menyakiti hati kamu menjadi sadar akan apa yang telah dilakukannya.
"Sharing" kemarahan kepada setiap pembaca dengan tidak mempertimbangkan perasaan orang yang kamu marahi karena aibnya telah kamu buka di depan umum. Kamu ceritakan semua kejelekannya, semua cacatnya, semua yang membuatnya malu
Seolah-olah dengan mengadu kepada dunia, kamu membuatnya sadar akan kesalahannya, sadar bahwa dia telah membuatmu sakit hati, dan kemarahanmu hilang.
Benarkah demikian? Benarkah kemarahanmu hilang dengan mengadukan semua keburukannya kepada semua teman-teman kamu? Jawaban yang jujur adalah tidak. Sakit hati kamu tetap di tempatnya dan bertambah besar terutama bila jawaban dari "teman-teman" kamu mendukung kamu. Kamu akan tambah merasa benar, dan dia akan bertambah salah di matamu.
Namun cobalah lihat dari sisi lain.
Dengan memberitakan keburukannya, kamu tidak lebih baik daripada dia yang telah menyakiti hati kamu. Kamu pun menyakiti hati dia, mempermalukannya. Apakah kamu dapat mengubah sikapnya dan memperbaiki kesalahannya dengan menyakiti dia?
Teman, Tuhan Yesus berkata: "Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat." - Luk 6:35
PerkataanNya bukan tanpa alasan. Dengan tidak balik menyakitinya, kita memiliki kesempatan untuk menyatakan sakit hati kita kepadanya secara terus terang dan personal (empat mata). Dengan melihat segala sesuatu dengan tenang, kita memiliki kesempatan untuk "membalas" sakit hati kita dengan melihat sorot penyesalan di matanya. Dengan tidak menyakitinya, kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang rusak walaupun tidak sesempurna sebelumnya.
Seorang bijak berkata: "Dia yang membuat kamu marah, merupakan penguasa atas kamu." Demikian pula yang sering dikatakan oleh ayahku. Maka, janganlah membuat kemarahan menjadi penguasa atas kamu, dan janganlah membuat orang berkuasa atas kamu karena kemarahanmu.
Doakanlah mazmur ini ketika hatimu panas, dadamu sesak, dan matamu buram karena kemarahan: Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku.- Mzm 31:10
No comments:
Post a Comment