Latest News

Wednesday, March 16, 2011

Karena kita Memahami Yang Baik dan Yang Jahat

Seorang anak berkata pada ayahnya, "Papa, aku pengen naik mobil." Kata papanya, "Jangan nak, kamu tidak tahu bahayanya." Tapi dasar anak-anak, ketika papanya sedang pergi, dia menstarter mobil, menjalankannya dan menabrakkannya ke sebuah pohon. Tulang pinggulnya patah, si anak lumpuh dari pinggang ke bawah. 

Kata papanya, "Nak, sekarang kamu sudah tahu bahayanya naik mobil. Belajarlah hidup menanggung konsekuensinya. Kamu akan menanggung malu, menerima celaan orang, direndahkan orang karena cacatmu, bergantung pada orang lain, dan yang terbesar dari semuanya itu adalah iri hati melihat orang lain berlari dan melompat."

Cerita ini mengingatkanku pada dosa pertama leluhur kita, Adam dan Hawa. Ketika Bapa yang baik mengingatkan "...tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Tapi Adam dan Hawa, anak-anak yang bandel itu, tidak mengindahkan laranganNya. Maka terjadilah suatu hal yang buruk, yaitu kita memahami apa yang jahat. Ketika kita mengetahui apa yang benar dan apa yang jahat, maka kita harus menanggung konsekuensi yang berat: bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan kita. 

Ketika kita memahami yang baik dan yang jahat, maka kita pun dituntut untuk memilih yang benar. Padahal kita masih anak-anak yang kadang sulit memilih karena ketidakdewasaan kita. Tapi toh kita harus menerima seluruh konsekuensi apabila kita memilih yang jahat, yaitu maut. 

Bapa tidak menaruh pohon terlarang itu untuk 'menguji' kita, sama dengan papa tidak menaruh mobil di garasi untuk menguji anaknya. Namun kita dituntut untuk menanggung konsekuensi atas kebandelan kita, sama seperti anak kecil yang lumpuh itu menanggung kenakalannya seumur hidup. 

Dan ular pun tidak bohong. Sesungguhnya kita seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat. Tujuan terakhir ular adalah agar kita dihukum karena kita tahu yang jahat dan kita memilih yang jahat... dan hukumannya adalah maut.

Yang tidak diprediksi oleh ular adalah Tuhan Yesus mengurbankan diriNya sendiri untuk membebaskan kita dari hukuman. Sama seperti dokter bedah yang membebaskan si anak dari kelumpuhan, demikian pula Yesus membebaskan kita dari maut dengan menyerahkan jiwa dan ragaNya sendiri. Tinggal kitalah yang perlu menerima, apakah kita bersedia menerima pertolonganNya?

"Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.." Rm 5:17

Sumber: nasihatalkitab.blogspot.com

Sunday, March 13, 2011

Warisan buat anak-anakku

Suatu kali, sepasang pengantin ketika berada dialtar, saat pengantin pria membuka kerudung pengantin wanita dan hendak menciumnya, ia berbisik, �Kalau kita punya anak, anak kita akan menjadi anak terang di keluarga kita�. Kata yang sederhana namun dalam maknanya.
�Hidup sebagai anak-anak terang�. Betul, istilah ini diambil dari perikop yang ada di Alkitab dalam �Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus Bab 5�, yang isinya antara lain kita diajak untuk menjadi penurut-penurut Allah, yang mengasihi, yang bebas dari kecemaran, yang tahu bersyukur, senantiasa bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan. Yang kalau dirangkum isi sebenarnya yaitu : �Anak Terang adalah pribadi yang menghasilkan buah kebaikan, keadilan dan kebenaran�.
Membaca suatu artikel suatu media membuat hati saya tergelitik untuk menulis ini. Isi pada artikel tersebut memuat bagaimana seorang wanita ( seorang ibu ) bernama Amy Chua yang juga professor ilmu hukum di Universitas Yale, Amerika Serikat, menulis sebuah buku yang isinya tentang bagaimana ia mendidik anak-anaknya, menurutnya cara China berbeda dengan cara orang Amerika dalam pola pengasuhan anak, menurutnya pula orang China memiliki standar yang lebih tinggi dan unggul dibandingkan dengan orang tua di Barat.
Contohnya ibu China menekankan bahwa anak mereka harus berhasil dalam pendidikan, keberhasilan anak-anak berarti keberhasilan orang tua. Amy tidak pernah mengijinkan anaknya bermain, menginap dirumah temannya, memilih sendiri kegiatan ekstra kurikulernya termasuk menonton TV dan bermain dengan komputer, juga tidak boleh bermain musik lain kecuali yang sudah dipilih anaknya untuk ditekuni, serta harus mendapat nilai A untuk seluruh mata pelajaran kecuali pelajaran tertentu. Sementara menurutnya, orang Barat tidak pernah memaksakan anak untuk belajar.
Orang tua di Barat menerapkan, belajar harus menjadi kegiatan yang menyenangkan. Orang tua di Barat akan berputar-putar untuk bicara istilah kesehatan walau hanya untuk mengatakan pada anaknya, �kamu gendut�, atau �kamu bodoh�. Orang tua Barat terlalu mementingkan kondisi fisik anak-anaknya, harga diri anak-anaknya. Amy tidak segan mengatakan kamu sampah pada anaknya bila mereka gagal. Sehingga pernah ada sekali waktu tetangga Amy marah besar pada Amy ketika ia berkata demikian pada anaknya ketika gagal. Padahal menurutnya, umpatan itu efektif dan membuat merasa bersalah tapi tidak meluluhkan kepercayaan diri.
Menurutnya orang Barat juga khawatir bila terjadi kegagalan pada anak, membuat mereka memanjakan anak. Itu sebab mengapa Amerika cenderung makin melemah perekonomiannya karena anak Amerika kurang memiliki daya juang. Prinsip bahwa anak-anak meminjam dari orang tua diterapkan dalam pendidikan China, sehingga anak China tidak pernah dianggap rapuh, semua harus berjuang sama tanpa perbedaan kondisi fisik.
Menurut Amy pola pengasuhan ini merupakan warisan dari orang tuanya, warisan orang tua China adalah: ambisius, pendidikan tinggi, hormat orang tua, hemat, menjunjung kebanggaan, harga diri dan tanggung jawab.
Ulasan diatas hanya sebagai wawasan buat pembaca yaitu bagaimana pola- pola pendidikan diterapkan dalam lintas dunia, dengan kultur budaya yang berbeda, situasi politik dan ekonomi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia. Bahkan keturunan China sekalipun di Indonesia sudah amat berbeda.
Disini saya hanya akan menekankan bahwa, Sebagai orang tua tentu dengan pola budaya yang ada, yang kita miliki dimasing-masing kultur, pola-pola yang baik tentu itu yang akan kita wariskan pada anak.
Sebagai orang tua Katolik apa yang berharap anak kita bisa jadi anak terang, apa yang akan kita wariskan ya? Mari kita renungkan bersama.
Harta, kekayaan, kejayaan sering menjadi tujuan utama hidup. Tidak salah memang. Namun apa arti semua itu kalau kita penuh kecemaran yang menjauhkan kita dari Kerajaan Allah? Seberapa hebatpun pola kita mendidik, semua itu akan jadi tidak berarti.
Jadi apa sih sebenarnya yang bisa kita wariskan pada anak kita untuk bisa jadi Anak terang?
1. Wariskanlah hukum: Beri pengetahuan pada anak-anak tentang hukum Tuhan. Sebagian orang katolik menganggap 10 perintah Allah sekedar hafalan. Padahal melalui nas yang terkandung didalamnya, kita belajar menempatkan Allah ditempat yang tertinggi. Hari Tuhan adalah saat dimana kita bisa dekat dengan Allah dalam Ekaristi. Tahu menghormati orang tua dan masih ada 7 muatan lagi didalam 1 paket hukum Allah itu. Seluruh isi Alkitab bisa menjadi nara sumber kita. Untuk mengajari mereka, mau tak mau kita juga harus membuka Alkitab.
2. Wariskanlah Kasih: Bagaimana seseorang bisa mengasihi orang lain kalau dirinya tidak tahu bahwa ia dikasihi. Anak kita hebat tapi seperti monster, tentu bukan pilihan kita kan? Memarahi hanya akan membuat luka batin. Merangkul dengan kasih menjadi sumber ketenangan mereka untuk berpikir mana yang baik dan buruk. Selalu jadilah sumber senyum untuk anak kita. Agar mereka juga menjadi sumber senyum buat dunia.
3. Wariskanlah doa: Biarkan anak-anak mendengar bagaimana kita mendoakan mereka, dan mengajari mereka mendoakan sebaliknya. Ini penting supaya anak-anak tahu bahwa ada satu pribadi yang senantiasa menemani setiap orang. Pribadi yang mendengarkan, pribadi yang meneduhkan hati, menyelamatkan, menghibur. Pribadi yang selalu hadir dalam setiap peristiwa hidup kita, yaitu Tuhan. Supaya anak-anak juga bisa mendoakan orang lain, dan tahu bagaimana bersyukur.






4. Yang terakhir, wariskanlah teladan yang baik pada anak-anak kita. Jangan sekedar melarang, tapi lakukan juga sebagai teladan. Apa pedoman kita sebagai orang tua? Jawabnya : ya kembali lagi pada 3 poin di atas. Jadilah diri kita sebagai guru buat anak-anak kita, artinya � digugu dan di tiru� yaitu didengarkan, dijadikan idola dan teladan dan akhirnya ditiru.
Tidak mudah memang dan tidak sesederhana itu, karena kita sendiri belum tentu mendapat warisan itu dari orang tua kita. Tetapi semua bisa, dengan bimbingan Roh Allah sendiri. Jadi biarlah pribadi kita diset bahwa kita anak Allah. Allah Bapa adalah ayah kita, sehingga kita dapat warisan dari Allah. Sehingga kita bisa wariskan juga pada anak-anak kita.
Semoga anak-anak kita menjadi anak terang. Semoga.

http://nasihatalkitab.blogspot.com/

Monday, March 7, 2011

SEKOLAH untuk ORANG BODOH

Pagi ini saya melihat kisah perjuangan seorang anak Sekolah Dasar. Setiap hari harus berjuang untk menambah biaya hidup keluarga. Untuk Indonesia kisah ini memang klise, dimana seorang manusia muda harus ikut berjuang untuk hidup keluarga.

Tulisan saya ini bukan untuk mengkritik, tapi sekedar mengetuk hati orang muda bahwa hidup dalam keberuntungan seharusnya disyukuri dan dimanfaatkan sebesar2nya untuk mengembangkan diri.

Sahabat kecil kita ini hidup sehari2 bersekolah, membersihkan rumah dan mencari nafkah dengan mengeruk pasir dikaki gunung Merapi. Ibunya tidak melarang ia bekerja, tapi sebagai seorang ibu ia tak ingin anaknya celaka, sehingga ia melarang anaknya untuk menambang ditebing yang tinggi atau tempat yang mudah longsor. Karena daerah pertambangan memang arena yang berbahaya. Ceroboh atau tdk ceroboh pasir bisa saja sewaktu2 runtuh menimbun hidupnya. Herannya, semua dijalankan dengan suka cita, supaya ia bisa mengejar upah yang bisa ia pakai untuk biaya sekolah.

Bagaimana adik kita mengeruk pundinya ya? Tau tutup drum yang tidak terlalu besar? Nah itulah alat yang dipakai dengan cara dibuat menyerupai sekop untuk mengeruk sejumlah pasir. Bisa dibayangkan itu cukup berat dan dimuati pasir pula yang dituang keruk demi keruk ke dalam bak truk. 1 bak truk mereka mendapat 15 rb rupiah. Sementara untuk tenaga anak2 upah lebih rendah lg.1hari paling mereka bisa menyelesaikan 2/mungkin 3 truk. Tse tse tse bisa kita bayangkan bagaimana kerasnya perjuangan adik muda ini demi lembar uang. Yang bagi anak muda lainnya uang segitu hanya dibuang2.

Baginya bersakit2 dahulu bersenang kemudian (lho kapan!!?) karena baginya sekolah adalah kegembiraan. Sementara bagi anak lain sekolah adalah beban dan kewajiban semata. Almarhum ayahnya selalu mengatakan sekolah itu hanya untuk org bodoh. Karena ia sering kerja keras maka ia kurang pandai di sekolah, bahkan pernah tinggal kelas, jadi baginya ia bodoh. Sehingga harus sekolah. Hemmmm pengertian yang salah memang.

Tapi jangan lupa sahabat muda kita ini mencoba mengejar imp�annya. Bukan jadi sarjana, kaya atau apapun impian orang masa kini. Tapi hanya sekedar tidak diremehkan, tidak ditipu, tidak direndahkan, dihargai sebagai manusia. Sederhana kedengarannya. Tapi punya kekuatan dasyat dalam membangun diri. Bagaimana org muda?

Saturday, March 5, 2011

Facebook.... Mencari Sahabat

Membaca buku "The Accidental Billionaires" tentang pencipta dari Facebook, Inc membuatku merenung. Pencipta dari Facebook adalah Mark Zuckerberg, seorang jenius kuper yang tak memiliki seorang teman pun kecuali Eduardo Saverin. Kalau berada di tengah ruangan penuh orang, maka Mark takkan diperhatikan. Ia merasa dunianya adalah bila ia bersama komputer.

Motivasinya membuat Facebook agar orang-orang semacam dia diperhatikan oleh sesamanya di kampus Harvard yang terkenal penuh dengan orang-orang jenius. Dengan menulis statusnya di Facebook, ia dan orang-orang yang kuper dapat membuka dirinya terhadap orang luar, memperlihatkan jati diri yang sesungguhnya yang tak berani diungkapkan secara riil.

Ribuan mahasiswa langsung mendaftar ke situs ini dalam waktu satu bulan saja. Orang muda yang masih kuliah memang sangat haus mencari teman, mencari kehidupan sosial, membuka diri satu sama lain, meminta perhatian dan penuh perhatian.

Semua orang mencari kesamaan dan perbedaan satu sama lain. Terlalu lama bila cara tradisional diterapkan. Lebih mudah untuk menulis hobi masing-masing di Facebook dan membiarkan situs ini menghubungkan kita dengan orang-orang yang memiliki kesamaan, baik hobi, sifat, dan teman.

Banyak orang yang tadinya tidak punya teman mendadak memiliki banyak teman yang dapat diajak ngobrol. Dari situs ini mulailah pertemanan yang riil dimulai. Yang tadinya hanya kenal di dunia maya, kemudian mengajak bertemu dan mengadakan aktivitas bersama. Sungguh luar biasa.

Tapi Facebook juga mengubah konsep teman. Teman adalah orang yang dapat diajak berbuka hati,  menyampaikan suka duka, memeluk bila diperlukan, menyediakan bahu untuk menangis, menemani saat tertawa. Kini Teman diubah oleh Facebook menjadi sekelompok nama di Facebook yang memiliki hobi sama dan teman-teman yang sama.


Ada yang memiliki teman di Facebook lebih dari 1.500 orang. Tapi ketika ditanya, siapa teman dekatmu? Jawabannya adalah: "T.i.d.a.k..a.d.a."

Teman menjadi sekedar kata-kata di layar komputer, berceloteh tentang kegiatan masing-masing, bukan memiliki kegiatan bersama. Teman sekadar nama di Facebook yang ikut berkomentar tentang status kita, bukan seseorang yang mendampingi kita saat status kita :(  maupun :)

Apakah itu yang diinginkan? Facebook adalah situs yang sangat baik, namun teman, jangan lupakan kata-kata kebijaksanaan Tuhanmu:

"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." - Ams 17:17

Jadi, apakah kamu punya Facebook? Kalau punya, gunakanlah untuk mencari teman yang dapat menjadi sahabat dalam hidup dan dalam Tuhan. Kalau belum punya, Buatlah.

Tuesday, March 1, 2011

Kasih Yang Mengubah Dunia

Di India utara ada sebuah desa yang memiliki kondisi alam kurang bersahabat, membuat desa hidup dalam kemiskinan. Untuk mencari makanan sehari-hari penuh dengan perjuangan. Semua orang ingin mengubah keadaan tapi tidak ada yang tahu bagaimana melakukannya.

Tidak jauh dari desa tersebut ada sebuah jalan antar kota. Karena kondisi jalan jelek, banyak mobil dan truck yang jatuh disana. Suatu hari sebuah truk penuh dengan makanan kaleng terguling ke pinggir jalan dan kaleng-kaleng berserakan di mana-mana. Karena sopir terluka, dia menumpang kendaraan menuju ke rumah sakit dan meninggalkan makanan kaleng berserakan di tanah. Ketika penduduk desa menemukan makanan kaleng "gratis", mereka membawanya pulang. Selama beberapa hari setelah kecelakaan itu, setiap keluarga memiliki makanan kaleng di meja makan malam mereka. "keberuntungan" Ini mengilhami para penduduk desa. Sebagai pepatah lama mengatakan : "Bertahan dengan apa saja yang ada di dekat, baik itu gunung atau danau." Sekarang penduduk desa berpikir bahwa mereka bisa hidup dari jalan raya tersebut. Mereka mulai sering pergi ke jalan raya, berharap menemukan truk rusak dan penuh makanan.

Tapi kecelakaan tidak terjadi sesering yang mereka inginkan. Hanya melihat truk makanan datang dan pergi, Penduduk desa kecewa tidak mendapatkan apa-apa. Suatu hari, seseorang datang dengan ide yang cerdik. Mereka pergi ke jalan dengan sekop dan cangkul, dan menggali banyak lubang di malam hari. Tak lama kemudian, lebih dan lebih banyak mobil dan truk pecah ban di sana. Karena jalan yang buruk, truk-truk melaju sangat lambat menghindari terjadinya kecelakaan. Penduduk desa kemudian dengan mudah mengikuti dan mencuri beberapa barang di truk.

Lambat laun, keadaan semakin memburuk. Awalnya, mereka mencuri makanan hanya untuk konsumsi mereka sendiri. sekarang mereka mulai mengambil barang-barang lain dan menjualnya di pasar. Akhirnya, pencurian berubah menjadi murni perampokan. Jalan dekat desa menjadi bagian paling berbahaya di sepanjang jalan raya tersebut. Setiap bulan, polisi menerima beberapa laporan tentang perampokan. Suatu hari, polisi menangkap dua penduduk desa saat mereka merampok sebuah truk dan memenjarakan mereka.

Penahanan itu tidak membuat penduduk desa lainnya jera. Mereka menjadi lebih licik dalam melakukan kejahatan ini. Mereka mengorganisasi diri mereka dan menugaskan orang-orang untuk mengawasi polisi. Setelah perampokan, mereka menyembunyikan barang atau mengubah kemasan sehingga polisi tidak bisa menemukan bukti. Pemerintah lokal mencoba berbagai cara menghentikan tindak kejahatan ini. Karena penduduk sudah terbiasa dengan cara hidup seperti ini, perampokan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Selama satu musim dingin, karena reputasi desa, banyak pengemudi truk menghindari jalan desa dengan memilih jalan memutar. Hasilnya, penduduk desa tidak mendapat apa-apa selama beberapa hari berturut-turut. Suatu hari, sebuah truk penuh dengan pati fosfat lewat. Pati fosfat adalah digunakan untuk industri dan beracun. Para penduduk desa kebanyakan tidak berpendidikan, dan menurut mereka, pati adalah makanan yang bisa dimasak dengan berbagai cara. Jadi, mereka menghadang truk, dan sebagaian meloncat ke atas truk dan mengambil lebih dari 20 kantong.

Pengemudi yang masih muda ini menghentikan truk dan mengejar para perampok. Penduduk desa lainnya mengambil kesempatan ini, mereka membongkar semua kantong-kantong pati yang tersisa. Ketika pengemudi pergi ke desa, ia memohon kepada penduduk desa untuk mengembalikan pati tersebut. Saat ini, semua penduduk desa sudah menyembunyikannya dan tak seorang pun mengaku sebagai pencuri. Permohonan pengemudi ini tidak mendapat perhatian. Akhirnya, ia mengatakan kepada penduduk desa bahwa pati tersebut tidak dapat dimakan dan ini hanya dipakai untuk industri. Orang bisa meninggal jika mereka memakannya, jadi bagi penduduk desa ini adalah tidak bermanfaat. Pengemudi mengatakan kepada mereka kebenaran, tetapi penduduk tidak percaya kepadanya. Bagaimanapun, pati itu kelihatan dan rasanya persis sama seperti pati biasa yang bisa dimakan.

Pengemudi menjadi sangat takut ketika penduduk desa tidak percaya kepadanya. Dia ingin melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, tetapi ia juga khawatir seseorang akan memakan pati dan mati. Walaupun ia tidak akan bertanggung jawab atas kematian siapa pun, dia tidak mau seseorang meninggal karena suatu kesalahan bodoh. Dia pergi dari pintu ke pintu untuk memberitahu orang-orang kebenaran, bahkan ia berlutut dan berkata: "Saya tidak peduli tentang pati itu bahkan jika Anda tidak mengembalikannya, hal yang terburuk bukan pada kerugian ekonomi saya. tapi saya memohon kepada Anda untuk tidak memakannya, karena jika tidak, anda akan meninggal. "

Melihat desakan pengemudi itu, beberapa penduduk desa mulai ragu akan diri mereka sendiri. Seseorang memberi makan ayam dengan pati tersebut dan ayam mati dalam beberapa menit. Pengemudi itu mengatakan kebenaran! Penduduk desa terkejut, dan hati mereka sangat tersentuh. Mereka telah mencuri barang-barang pengemudi ini dan seharusnya pengemudi itu membenci mereka. Bahkan jika mereka mati karenapati beracun, mereka merasa pantas mendapatkanya. Namun pengemudi ingin menyelamatkan nyawa mereka yang sangat buruk, dia bahkan memohon dengan berlutut kepada mereka . Ini semacam rasa cinta dan belas kasih, serta kerendahan hati membuat penduduk desa merasa malu.

Penduduk desa mengembalikan semua pati ke truk. Sejak hari itu, orang-orang di desa tidak pernah merampok truk lagi. Ketika seseorang tergoda untuk mencuri, yang lain akan berkata: "Pikirkan tentang orang baik. Kita merampok dia, tetapi ia menyelamatkan hidup kita. Apakah kita masih ingin melakukan hal buruk ini? Apakah kita benar-benar jahat? "

Sekarang jalan dekat desa ini menjadi aman kembali. Setelah semua upaya-upaya penegakan hukum dan persuasi pemerintah gagal, pengemudi muda dengan belas kasih mengubah segalanya.

Kebiasaan orang-orang dapat diubah jika kita tahu bagaimana mendekati mereka. Belas kasih dapat bangkit dalam diri orang jika itu dilakukan dengan tepat. Ada belas kasih dalam hati setiap orang, tetapi satu-satunya cara untuk beresonansi dengan hal tersebut adalah melalui belas kasih. Jika kita ingin orang lain menjadi baik, kita yang pertama menunjukkan rasa belas kasih kepada mereka. Tidak peduli seberapa jahatnya orang itu, belas kasihnya dapat dibangkitkan dan ia dapat membuang pikiran pikiran jahatnya. Kami percaya setiap orang memiliki belas kasih dalam hatinya, dan jika kita semua mampu menunjukkan kepada orang lain, dunia akan menjadi tempat yang indah.

"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." - Mat 5:44

Sumber : ERA BARU

Siapakah Sesamaku?

Sudah lama saya jarang berdoa untuk orang lain, dan hanya mendoakan diri sendiri agar bisa keluar dari kesulitan, kemalangan, kesedihan, dan kesakitan saya.

Tapi baru-baru saja ada kejadian luar biasa, kasus Lazarus yang terulang kembali. Ponakan teman saya yang bernama Etha, baru berumur 14 tahun, masuk rumah sakit karena pusing dan muntah-muntah. Ternyata dia didiagnosa menderita pendarahan otak yang cukup parah sehingga masuk dalam kondisi kritis dan koma dalam waktu singkat. Kami teman-teman Etha segera saling ber-sms untuk mendoakan ponakan Etha. Sorenya kami mendapat kabar bahwa anak tersebut telah meninggal. Maka kami pun saling mengirimkan sms turut berduka cita

Lima jam kemudian, kami mendapat kabar dari Etha, bahwa ponakannya kembali hidup...! Walaupun dalam kondisi koma dan masih kritis, akan tetapi jantungnya kembali berdenyut. Maka kami pun berjanji akan tetap mendoakannya.

Malamnya, saya merenungkan betapa banyaknya teman-teman saya yang sedang menderita sakit. Dari sakit flu biasa, muntah-muntah, stroke, jantung, dan lainnya.

Maka saya pun mengajak teman untuk mendoakan mereka semua secara bersama-sama, malam itu juga. Di dalam doa kami, masing-masing dari kami menyebutkan nama teman-teman kami yang sedang menderita. Nama demi nama terus bermunculan. Nama-nama itu sudah kami lupakan karena sudah lama tidak bertemu.

Begitu kami selesai berdoa, kami saling tertegun dan menyadari betapa banyaknya orang yang menderita di dunia ini. Tidak perlu seluruh dunia... cukup dunia kecil kita pun penuh dengan penderitaan. Dan di dalam penderitaan dunia kecil kita selalu dipanggil untuk mendoakan, mengingatkan sesama kita dengan kasih Tuhan Yesus.

Dan ketika kita memperhatikan sesama kita, maka penderitaan kita tidak terasa berat lagi.

Marilah kita mencontoh orang Samaria dalam Lukas 10 yang hatinya tergerak oleh belas kasihan, dan ia menunjukkan kasih yang diinginkan oleh Tuhan Yesus untuk kita tunjukkan kepada sesama kita

"Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan." - Luk 10:33

Happy Valentine Dear Friend

Setiap tanggal 14 Februari kita selalu merayakan hari Valentine sebagai hari raya kasih sayang. Nama Valentine itu sendiri diambil dari nama seorang martir yang telah mati demi keyakinannya bahwa kasih sayang harus tetap dilestarikan.

Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 - 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit- nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang.

Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Santo Valentine dan Santo Marius yaitu berupa hukuman mati.

Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya ' From Your Valentine '

Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, 200 tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Februari 496 sebagai hari Valentine.

Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Katolik yang mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.

Recent Post