Mendengarkan dan memberikan nasihat itu susah-susah gampang. Orang keras hati tidak akan mendengarkan nasihat dan memilih jalan yang sudah direncanakannya sendiri. Sementara orang yang rendah diri selalu mendengarkan nasihat dan kemudian bingung mana nasihat yang baik dan yang kurang baik. Sementara pemberi nasihat sering juga memberikan nasihat yang umumnya baik tapi tanpa melihat situasi unik dari si penerima nasihat. Pemberi nasihat juga tidak imun terhadap pengalaman dan ketakutannya sendiri. Lalu bagaimana nasihat yang baik, yang tidak hanya seperti kata pepatah: �masuk kuping kiri keluar kuping kanan.�
Nasihat kadang cukup dinyatakan sekali dan sudah efektif. Namun ada nasihat- nasihat yang harus berkali-kali dikumandangkan agar efeknya terasa. Tapi nasihat paling jitu apabila diberikan bilamana diberikan bersamaan dengan roh kebenaran. Lihat contoh Paulus. Dia memberikan nasihat agar menyembah Allah yang dikenal dan yang berkuasa. Walaupun dari sisi kita yang percaya nasihat itu sangat jitu dan tak sulit dilaksanakan, toh sedikit saja yang mengikutinya. Dan lihatnya Yesus yang memiliki banyak amanat namun mempercayakan penyampaiannya kepada Roh Kebenaran. Berefleksi dari kedua bacaan ini kita perlu belajar bahwa ketika hendak menyampaikan nasihat pada siapapun, baiklah kita awali dengan doa pribadi agar Roh Kudus menyertai kata-kata nasihat tersebut.
----------------------
Rabu, 24 Mei 2017
Bacaan Pertama: Kis 17:15.22-18:1
Mazmur: Mzm 148:1-2.11-12b.12c-14a.14bcd
Bacaan Injil: Yoh 16:12-15
No comments:
Post a Comment