Malam itu aku bermimpi, ajalku datang tiba-tiba dan aku berada di depan pintu surga. Malaikat Gabriel datang menghampiri dan dia bertanya: "Apa dosamu sahabat?"
Aku tergagap tak berani menjawab. Aku ingin katakan bahwa aku sudah berusaha supaya tidak berdosa, tapi kutahu manusia pasti berdosa. Malaikat tersenyum dan ia menunjuk ke sebuah titik nun jauh di sana.
Tiba-tiba sebuah kilasan hidupku muncul bagaikan film yang diputar ulang. Aku sedang terlihat aktif mengajar anak-anak BIA, aku terlihat ngopeni orang tua di panti jompo. Aku tertawa, semuanya itu tampak baik bagiku.
Kemudian kilasan lain muncul di hadapanku. Saudara kembarku sedang sedih dan aku melengos dari hadapannya. Ku teringkat bahwa itu saat dia gagal ujian masuk universitas bagus, sementara aku lulus. Itu saat kesombongan muncul di hati yang menjelma jadi kata-kata: "Sukurin, siapa suruh ga rajin belajar."
Lalu muncul lagi film berikut, adikku yang bandel kecelakaan motor dan masuk rumah sakit. Mama dan papa sedang berdoa dan menangis, tapi aku menolak untuk berdoa bersama mereka. Kataku dalam hati: "Adikku itu dihukum atas dosa-dosanya, selalu buat sedih mama papa, sering buat malu aku. Ngapain aku doain dia? Kan Tuhan sendiri yang sedang bekerja."
Aku terkejut ketika memalingkan wajahku pada malaikat. Ia yang tadi tersenyum kini terlihat sangat sedih.
Lalu muncul lagi kilasan berikut. Adikku bertobat setelah sadar dari komanya. Dia kini mulai pelayanan dimana-mana. Tapi tiap kali dia mengajakku pelayanan, aku menolak. Aku malu bersamanya, ex pencandu dan penderita HIV. Dia terlihat gembira, tapi kataku dalam hati: "Coba kita lihat, berapa lama dia bisa bertahan tidak pake narkoba."
Kata Malaikat padaku: "Sahabat, bagaimana bisa kamu bilang kamu mengasihi Tuhan? Sedang saudaramu saja tidak mampu kamu kasihi dengan segenap hati jiwa dan ragamu?"
Tersadarlah aku akan semua kedegilan hatiku. Aku tidak bisa meniru sedikitpun cinta Tuhan padaku padahal Dia sudah mati bagiku. Aku terbangun dari mimpi, mendapati diriku menangis, menyesali semua pikiran dan kata-kataku yang mengingkari cinta pada saudaraku sendiri.
Teman, Tuhan Yesus sendiri berkata bagaimana kamu bisa mengasihiKu sedang mengasihi saudaramu saja kamu tidak mampu.
Kalau ada saudaramu yang sering membuatmu marah dan sakit hati, berdoalah tiap malam pada Tuhan: "Tuhan, ampunilah dia dan bimbinglah aku agar dapat mengampuni dia." Kalau perlu minta maaflah padanya karena kata-katamu yang mungkin menyakitinya dan pikiranmu yang jahat selama ini.
Kesombonganku, kekerasan hatiku, kebencianku, ambillah semuanya itu Tuhan, supaya aku dapat menyambutmu.
Sumber: http://nasihatalkitab.blogspot.com/
Monday, January 30, 2012
Dosa yang Tak Jauh dari Kita
Reviewed by JMG
on
January 30, 2012
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment