Sejarah pohon natal dapat ditelusuri sampai di sekitar abad ke-8, saat St. Bonifasius (675-754), seorang uskup Inggris, menyebarkan iman Katolik di Jerman. Pada saat dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Roma sekitar 15 tahun lamanya, jemaat yang dia tinggalkan kembali lagi kepada kebiasaan mereka untuk mempersembahkan kurban berhala di bawah pohon Oak. Namun dengan berani St. Bonifasius menentang hal ini dan kemudian menebang pohon Oak tersebut.
Jemaat kemudian bertanya bagaimana caranya mereka dapat merayakan Natal. Maka St. Bonifasius kemudian menunjuk kepada pohon fir atau pine, yang melambangkan damai dan kekekalan karena senantiasa hijau sepanjang tahun. Juga karena bentuknya meruncing ke atas, maka itu mengingatkan akan surga. Bentuk pohon yang berupa segitiga dan menjulang ke atas serta hijau sepanjang tahun, inilah mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia.
Maka walaupun memang tradisi pohon cemara tidak diperoleh dari jaman dan tempat asal Yesus, penggunaan pohon cemara tidak bertentangan dengan pengajaran Kitab Suci. Dalam hal ini, yang dipentingkan adalah maknanya: yaitu untuk mengingatkan umat Kristiani agar mengingat misteri kasih Allah Trinitas yang kekal selamanya, yang dinyatakan dengan kelahiran Yesus Sang Putera ke dunia demi menebus dosa manusia.
Nah sekarang, apakah kita sudah menjadi seperti pohon cemara yang menyambut hari Natal?
1. Sudahkah kita senantiasa menjadi perlambang damai yang kekal sepanjang tahun? Coba renungkan, berapa banyak kata-kata kita, tindakan kita, kemarahan kita yang juga menjadi kemarahan orang lain? Dan berapa sering kita menjadi pendamai dua orang yang berkonflik? Jangan-jangan kita hanya bersikap �itu bukan urusan gue�?
2. Sudahkah kita selalu meruncing ke atas, mengingat dan mengingatkan akan surga bagi diri sendiri dan orang di sekitar kita? Coba renungkan, berapa sering kita bersyukur dan berdoa, baik dalam hati maupun dengan kelompok? Berapa sering kita mengingatkan teman kita agar tidak menyontek, tidak berbohong, tidak marah, tidak berputus asa?
Bila belum, bersegeralah memohon ampun dan mengakui segala kelalaian ini. Masa pengakuan dosa memang sudah lewat di Gereja Kristus Salvator, tapi pastor tidak akan pernah menolak permohonan pengampunan dosa di luar masa itu. Supaya hati kita sungguh-sungguh seperti pohon cemara menyambut Natal Tuhan.
�Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." � Luk 1:37
Sumber: http://nasihatalkitab.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment