
Hari Sabat diperingati sebagai hari di mana Allah membebaskan umatNya sebagai tanda cinta kasihNya. Allah ingin agar Hari Sabat menjadi hari khusus di mana kita semua mengingat DiriNya yang maha kasih. Tapi apa yang terjadi? Manusia menjadikan hari Sabat sebagai hari untuk menghukum, alasan untuk melakukan kekejaman terhadap manusia lainnya. Karenanya ketika murid-murid Yesus yang kelaparan makan gandum, orang-orang Farisi segera mmenegur Yesus dengan harapan mereka melihat Yesus menghukum para muridNya.
Apakah kita juga seperti orang-orang Farisi? Ingatkah saat kita berharap teman yang mencontek akan ketahuan guru, padahal kita bisa mengingatkannya untuk mencontek? Atau sahabat yang berbohong kita gosipkan supaya orang yang dibohonginya tahu dan membalas? Atau ketika kita tahu pasangan kita selingkuh dan diam-diam membalas dendam dengan pura-pura suka pada orang lain supaya pasangan kita ikut �merasakan sakit� yang kita rasakan? Bukankah pada semuanya ini lebih baik kita menunjukkan cinta kasih dengan menegur, menasihati, dan membalas dengan cinta kasih?
Mari kita tidak bertindak lagi seperti orang Farisi yang menginginkan hukuman bagi orang lain dengan mengatasnamakan hukum Tuhan. Mari kita seperti Yesus yang menginginkan belas kasihan untuk semua orang.
---------------------------
Kel 11:10-12:14
Mat 12:1-8
No comments:
Post a Comment