Ular membujuk Hawa dengan cerdik yaitu mengiming-imingi hadiah untuk menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Satu hadiah yang mempengaruhi hati dan keinginan, dan akhirnya membiarkan telinga terbuka pada bujukan dan godaan. Bahkan akhirnya mengajak serta Adam untuk ikut jatuh ke dalam dosa. Dosa pertama yang mereka buat adalah tidak taat kepada perintah Allah, dan berambisi menjadi sama dengan Tuhan.
Iblis bisa memakai ular atau apapun di dunia ini untuk menggoda kita. Serangan dan godaan tidak hanya berhenti pada masa Adam dan Hawa namun terus berlangsung di kehidupan kita saat ini. Ia tidak datang dalam rupa asli. Taktiknya selalu dapat diterima oleh sang korban. Selalu menjanjikan hadiah yang menggoda dalam bermacam rupa: kedudukan, harta, wanita, kenikmatan dan sebagainya. Dan sama seperti Adam dan Hawa, jatuh dalam dosa adalah suatu keputusan pribadi, karena yang berkuasa menjawabnya adalah diri kita sendiri. Iblis hanya mampu menggoda, kita yang memutuskan mau jatuh atau tidak.
Tapi mungkin berbeda dengan Adam dan Hawa yang sudah �diperingatkan� terlebih dulu untuk tidak berbuat sesuatu, kita lebih mirip dengan si tuli. Kita tidak tahu mana yang boleh dipilih dan tidak dapat menyatakan kebenaran pada orang lain. Sama seperti pilkada, kita tidak benar-benar tahu manakah pasangan calon yang paling tepat karena bisa jadi kita ditulikan oleh suara-suara di sekitar kita. Bila demikian, datanglah pada Tuhan Yesus. Mintalah Ia untuk membukakan telinga kita. Efata artinya �terbukalah�, dan bila Tuhan Yesus berkenan menyatakannya pada kita, maka kita pun akan dibukakan pada pilihan yang benar dan sesuai dengan rencanaNya.
---------------------------
Jumat 10 Februari 2017
Pw S. Skolastika
Bacaan 1: Kej 3: 1- 8
Injil:Mrk 7:31-37
No comments:
Post a Comment