Ada satu hal yang sangat menyentuh hati saya pada saat kunjungan itu. Saya mengaku bersalah karena sampai pada saat itu saya menganggap kategori orang miskin adalah orang yang malas, tidak punya keinginan untuk maju, tidak sopan, mengambil semua yang bisa diambil, dan punya kecenderungan untuk mencuri. Bagi saya yang dulu, semua orang miskin itu cuma bisa mengemis, meminta, dan menodong.
Tapi pada hari itu saya melihat bahwa pemulung itu berbeda. Satu pemulung yang saya temui memiliki keluarga di kampung. Setiap rejekinya yang masih mampu untuk disimpannya, dikirimkannya pulang untuk anaknya sekolah di sana.
Pemulung lainnya tinggal di daerah yang paling dekat dengan kereta api, sehingga rejekinya banyak apabila ada donatur datang dan memberikan sumbangan. Namun dia tidak mengambil semuanya. Dia mengambil secukupnya saja untuk dirinya dan suaminya, lalu dia memberikan sisanya kepada pemulung-pemulung lain yang tinggalnya lebih ke dalam.
Sebuah keluarga pemulung terdiri atas ayah, ibu dan seorang anak berumur sekitar 2 tahun. Setelah kami memberikan nasi pada masing-masing orang, seorang dari kami juga memberikan uang jajan pada anaknya. Anak tersebut mengambilnya dengan tangan kiri, tapi ibunya langsung minta maaf dan menyuruh anaknya mengambil dengan tangan manis.
Dari pengalaman itu saya memahami bahwa pemulung bukanlah orang malas. Mereka memang terbatas kemampuannya untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga bukan orang rakus dan tidak sopan, karena mereka masih mampu berbagi dengan sesamanya. Mereka juga mengajarkan yang baik pada anak-anaknya, mengambil dengan baik, berterima kasih, dan meminta maaf bila perlu.
Pemulung bukan pengemis. Mereka lebih mulia daripada sekedar mengemis.
Pengemis mengambil yang terbaik dari kita dan menjadikannya sia-sia dengan tidak mengolahnya lagi menjadi rejeki di masa datang. Tapi pemulung mengambil yang kita telah buang dan sia-siakan, lalu mengolahnya menjadi sesuatu yang baik, yang dapat digunakan semua orang. Kardus, botol aqua, tutup botol adalah barang yang kita sia-siakan. Namun pemulung menciptakan rezeki bagi anaknya dari barang-barang itu.
Tidak sulit untuk mengasihi orang yang mengasihi kamu. Kamu mengambil yang terbaik dan mengembalikannya. Tapi jadilah seperti pemulung. Terimalah yang terburuk: celaan, hinaan, fitnah, dan doakanlah itu sehingga menjadi sesuatu yang baik bagi diri sendiri dan musuh kita itu.
Marilah di bulan cinta kasih yang bertepatan dengan tahun baru Cina, kita juga memulai cinta kasih baru di hati. Marilah kita menjadi seperti pemulung, mengambil yang disia-siakan orang lain dan menjadikannya indah melalui Tuhan Yesus.
No comments:
Post a Comment