Latest News

Sunday, February 20, 2011

1 manusia = 2000 babi??

Buset. Tuhan Yesus baru aja membuang 2000 babi di Gerasa untuk menyelamatkan satu orang dari kerasukan setan. Padahal, bayangin aja... 2000 babi itu bisa buat makan berapa banyak orang ya? Dan berapa pula harganya? Gak heran kan Tuhan Yesus langsung diusir sama orang-orang dari Gerasa?

Padahal... siapa sih orang yang diselamatkan Tuhan Yesus itu? Orang yang sejak kecil udah kerasukan setan. Orang yang selalu tinggalnya di kuburan. Orang yang gak ada gunanya untuk masyarakat. Orang yang pasti sering mengganggu masyarakat.

Bayangin aja... kalo kita ketemu orang telanjang di jalanan rumah kita... selalu ngendon dan nongkrong di deket-deket rumah kita. Rambutnya gimbal, gak pake baju, paling cuma celana rombeng. Badannya dekil, bau pula. Rela gak kita membuang hape kita untuk menyembuhkan orang ini? Padahal setelah disembuhkan, belum tentu dia bisa bantuin kita nyari duit buat beli hape lagi kan?

Nah Tuhan Yesus rela membuang 2000 babi untuk menyelamatkan satu orang ini. Ya... bisa aja terus kita berkelit... "lah kan bukan Tuhan Yesus yang punya tuh 2000 babi? Jelas aja dia rela membuangnya" :D

Tapi jangan lupa, Tuhan Yesus sudah tahu kalau dengan membuang 2000 babi itu, Dia juga akan diusir dari situ. Ada kemungkinan bahwa orang-orang di Gerasa bukannya akan bertobat dan mencari Tuhan, melainkan malah membenci Tuhan karena nabiNya sudah merugikan mereka.

Jadi apa yang ingin Tuhan Yesus hari ini ajarkan pada kita? Jangan takut. Jangan pernah merasa rugi. Jangan pernah membandingkan 1 manusia dengan apapun juga, bahkan dengan 2000 babi. Karena apapun yang kita buat untuk Tuhan, untuk menyelamatkan satu saja dombaNya, tidak akan kembali dengan sia-sia melainkan menjadi berkat bagi kita dan bagi orang yang kita selamatkan.

Mrk 5: 1-20

What is Love

Touching words. What does 'Love' mean? A group of professional people posed this question to a group of 4 to 8 year-olds, 'What does 'love' mean?' The answers they got were broader and deeper than anyone could have imagined. See what you think:

1. When my grandmother got arthritis, she couldn't bend over and paint her toenails anymore.
So my grandfather does it for her all the time, even when his hands got arthritis too. That's love.' Rebecca- age 8

2. When someone loves you, the way they say your name is different. You just know that your name is safe in their mouth.' Billy - age 4

3. Love is when a girl puts on perfume and a boy puts on shaving cologne and they go out and smell each other.' Karl - age 5

4. Love is when you go out to eat and give somebody most of your French fries without making them give you any of theirs.' Chrissy - age 6

5. Love is what makes you smile when you're tired.' Terri - age 4

6. Love is when my mommy makes coffee for my daddy and she takes a sip before giving it to him, to make sure the taste is OK.' Danny - age 7

7. Love is when you kiss all the time. Then when you get tired of kissing, you still want to be together and you talk more. My Mommy and Daddy are like that. They look gross when they kiss' Emily - age 8

8. Love is what's in the room with you at Christmas if you stop opening presents and listen.' Bobby - age 7 (Wow!)

9. If you want to learn to love better, you should start with a friend who you hate,'
Nikka - age 6 (we need a few million more Nikka's on this planet)

10. Love is when you tell a guy you like his shirt, then he wears it everyday.' Noelle - age 7

11. Love is like a little old woman and a little old man who are still friends even after they know each other so well.' Tommy - age 6

12. During my piano recital, I was on a stage and I was scared. I looked at all the people watching me and saw my daddy waving and smiling. He was the only one doing that. I wasn't scared anymore.' Cindy - age 8

13. My mommy loves me more than anybody. You don't see anyone else kissing me to sleep at night.' Clare - age 6

14. Love is when Mommy gives Daddy the best piece of chicken.' Elaine-age 5

15. Love is when Mommy sees Daddy smelly and sweaty and still says he is handsomer than Robert Redford.' Chris - age 7

16. Love is when your puppy licks your face even after you left him alone all day' Mary Ann - age 4

17. I know my older sister loves me because she gives me all her old clothes and has to go out and buy new ones.' Lauren - age 4

18. When you love somebody, your eyelashes go up and down and little stars come out of you.' (what an image) Karen - age 7

19. You really shouldn't say 'I love you' unless you mean it. But if you mean it, you should say it a lot. People forget.' Jessica - age 8


And the final one -- Author and lecturer Leo Buscaglia once talked about a contest he was asked to judge.

The purpose of the contest was to find the most caring child. The winner was a four year old child whose next door neighbor was an elderly gentleman who had recently lost his wife.

Upon seeing the man cry, the little boy went into the old gentleman's yard, climbed onto his lap, and just sat there.

When his Mother asked what he had said to the neighbor, the little boy said, 'Nothing, I just helped him cry'

When there is nothing left, that is when you find out that love is all you need.


Dari blog Daniel Huff

Friday, February 4, 2011

Sharing

Sharing adalah proses dimana seseorang atau individu kepada org lain tuk saling ber dan mem bagi sesuatu. Bisa: benda, ilmu / pemahaman, pengalaman yg bahkan bisa lebh variatif lagi;pengalaman kegiatan, kerja maupun kisah hdp.

Sharing yg mau saya angkat hari ini yaitu sharing pengalaman. Shrg pengalaman itu perlu, tuk memperkaya ide, jatuh bangunnya kehidupan kelompok/seseorang sehingga dipercaya memberi masukan, pembelajaran, memetakan sikon sehingga memberi langkah yang dapat dipercaya lebih baik n meminimalisir persoalan seandainya jika sipendengar mengalami hal serupa.

Sharing melat�h kita terbuka, menghargai n melatih kemampuan berempati. Karena dalam sharing semua org dalam posisi sama n sedrajat. Oleh krn itu penghargaan atas pembagian yg diberikan seseorang sebaiknya tidak diperdebatkan. Namun untuk memperkaya pembagian sseorang itu, sharing boleh dipertanyakan, namun semata mata hanya untuk memperdalam/ memperjelas maksud pembicaraan tersebut.

Nah, karena saya seorang katolik maka, saya anggap perlu untuk disuarakan di tulisan saya ini. Sayy merasa amat sulit ketika saya menjadi leader disuatu kegiatan rohani meminta seseorang untuk bersharing. Saya memahaminya, mungkin bisa krn malu, ga pede, bisa jadi karena menganggap diri bukan apa2 (dr sudut kaca mata sendiri). Menganggap diri ga layak untuk di hadirkan krn latar imani yg dianggapnya minim.

Nah pola pikir ini yang harus diubah dengan tinjauan alkitab, bhw Allah mengasihi saya, saya jg anak Allah, saya sama dan sederajat dimata Allah, saya segambar dgn Allah, saya bait Allah. Allah maha mengampuni, maka hambatan akan bisa kita lewati dan harus!. Sehingga kita bisa.

Lho sharing kenapa jadi keharusan bagi kita yg katolik? Karena melalui sharing kita telah melanjutkan misi Yesus yg notabene adalah tugas setiap mereka yg telah dibaptis yaitu membawa kbr suka cita dan memperluas kerajaanNya, kita juga mampu menguatkan dan meneguhkan orang lain melalui sharing.

Sebagai tambahan saja, sharing ga perlu spektakulair, heboh, penuh mujizat. Tapi rasa yang sederhana saja pun punya kekuatan merubah seseorang, seperti gembira coz hr ini bangun tidur tidak marah2 sehingga seharian saya bisa bergembira'. Mungkin org geli, adem doana denger sharing kita itu. Tapi ingat bisa jadi itu mampu menyentuh hati seorang bapa yg selalu memarahi anaknya sehingga janji dalam hati tuk mulai ga marah2 lg. Walahualam. Roh Allah slalu bekerja dengan cara yang aneh. Jadi?? Kenapa takut sharing?!

Jangan Jadikan Tuhan sebagai Alasan

 
Seorang pegawai ditegur karena tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tapi sudah pulang. Jawabnya: "Maaf pak, bagi saya pekerjaan itu nomor dua di dalam hidup saya. Tuhan dan keluarga berada di atas pekerjaan."

Jawab bosnya, "Coba pikirkan orang lain yang kamu buat mengabaikan Tuhan dan keluarga mereka karena pekerjaanmu yang harus mereka selesaikan."

Teman-teman, Tuhan bukanlah alasan untuk menjadi malas, tidak bertanggungjawab, dan ingkar janji.

Rasul Paulus pernah mengatakan: "Namun belum pernah saya memakai satu pun dari hak-hak itu. Dan saya menulis surat ini bukanlah juga dengan maksud supaya hal-hal itu dilakukan sekarang terhadap saya. Lebih baik saya mati daripada kehilangan hal yang saya banggakan itu." - 1 Kor 9:15
Jaman dulu Tuhan menetapkan bahwa nabi-nabi yang memberitakan Injil-Nya dapat mencari makan dengan memberitakan injil. Tapi Rasul Paulus menolak hal itu. Ia tetap memilih menjadi tukang kemah. Apakah pekerjaannya itu menghambatnya untuk memuliakan Tuhan dan memberitakan Injil? Tidak.  Apakah dia membiarkan pekerjaannya terbengkalai, kemah setengah jadi, untuk memuliakan Tuhan? Tidak.

Bekerja adalah salah satu cara mendewasakan iman kita. Dalam bekerja, kita belajar untuk bertanggungjawab. Terhadap diri kita, terhadap orang lain, dan akhirnya terhadap Tuhan. Dalam bekerja, kita belajar untuk toleran terhadap orang lain, orang yang lebih keras, orang yang lebih bodoh, orang yang sulit kita pahami. Dalam bekerja, kita menghadapi kesulitan yang membuat kita makin berserah pada Tuhan.

Dengan bekerja kita mendapatkan kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Dengan bekerja kita mendapatkan kesempatan untuk memberitakan Injil. Pekerjaan tidak akan menghambat kita untuk melakukan hal-hal yang disukai Tuhan, bahkan melalui pekerjaan kitalah Tuhan turut bekerja.

Jadi teman, jangan jadikan Tuhan sebagai alasan. Alasan untuk bermalas-malasan, alasan untuk tidak belajar, alasan untuk tidak bekerja, alasan untuk membangkang dari apa yang harus dikerjakan.


Ora et Labora. Bekerja sambil Berdoa.

Berlibur Bersama Tuhan Yesus�.. Betapa Senangnya

Siapa bilang  berlibur bersama Tuhan Yesus hanya diisi dengan doa dan meditasi? Membosankan? Menyebalkan? Hanya untuk menuruti perintah ortu? Wah� Liburan Natal kemarin kami benar-benar menikmati liburan bersama Tuhan Yesus. Setiap hal yang kami rencanakan dibuat lancar... menurut rencana-Nya. Sukacita kami berlimpah dan kami masih menikmati rasa itu sampai Tahun Baru. Mau ya dengarin sharing saya?
Jadi gini � kita para Pembina BIA harus mencari banyak props (perlengkapan panggung) untuk misa Natal anak-anak. Salah satunya adalah mencari bando rusa. Padahal kita cuma punya waktu 1 hari sebelum Natal gara-gara kita masih pada kerja semua. Padahal lagi, 1 hari sebelum Natal itu diperkirakan akan sangat capek karena gladi resik.
Maka, pagi-pagi sekali kami berdua (aku dan temanku) bangun tidur, berdoa kepada Yesus, meminta agar semua yang kita kerjakan lancar adanya. Begitu kita sampai pada malam hari, kita terheran-heran dengan apa yang sudah kita capai pada hari itu.
Bayangkan, kita sempat mengadakan gladi resik bersama anak-anak. Setelah itu, kita pergi membeli bando rusa. Di jalan ke Asemka, hujan turun cukup deras, sehingga kita terpaksa menepi. Kebetulan kita belum makan siang, dan kebetulan lagi di dekat situ ada penjual bubur. Makanlah kita bubur yang hangat dan enak itu. Eeeeh�. Selesai kita makan, selesai juga hujannya. Itulah Yesus  mengingatkan kita agar tidak kerja sebelum makan yang cukup supaya badan tetap sehat.
Abis itu kita berangkat ke Asemka. Di Asemka, hujan turun lagi, lebaaattt�. Ternyata di Asemka, bando rusa itu enggak ketemu. Waduh� kita harus pergi lagi deh ke pasar pagi Mangga Dua. Eeeeh� begitu kita keluar dari pasar Asemka, hujan berhenti lagi. Buseeet� bener-bener deh Tuhan kita hebat.
Di Mangdu kita sudah puter-puter seluruh pasar kok cuma ada bando rusa yang harganya mahal sekali, sekitar Rp 15.000 � 18.000. Tapi kita enggak mau putus asa. Kita cari terus. Akhirnya secara tidak sengaja kita tertarik dengan display pohon-pohon Natal yang bagus-bagus. Eeeeh�. Di sebelahnya ternyata ada toko yang jualan ornament Natal. Disitu kita memberanikan diri menanyakan harga bando rusa. �Delapan belas ribu, mbak�.� Kata si penjaga toko. Yaaaah, sama aja dong sama yang lainnya. Kecewalah kita karena harga itu jauh di atas budget kita yang hanya Rp 10.000. ��.. tapi ini belum didiskon. Harga setelah diskonnya Rp 9.000.� Wadooooouwwww. PAS BANGEEEET��!!! Langsung kita transaksi dan pulang dengan sukacita.
Kesukacitaan enggak berhenti sampai situ. Misa Natal berjalan dengan lancar dan penuh suka cita. Tahun baru kami juga dipenuhi oleh kawan-kawan terkasih, makan makanan yang sederhana tapi nikmat, menonton kembang api bersama dan bercerita bersama.
Yesus kita memang luar biasa. Dia tahu apa yang kita butuhkan. Kami butuh makan, Dia mengingatkan. Kami butuh bando rusa murah dan bagus, Dia memberikan. Terima kasih Tuhan Yesusku untuk liburan bersamamu.

Pemulung vs Pengemis

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk ikut acara berbagi dengan orang miskin terutama anak jalanan dan pemulung. Kami bahkan datang ke rel kereta api dimana pemulung-pemulung banyak berkumpul.
Ada satu hal yang sangat menyentuh hati saya pada saat kunjungan itu. Saya mengaku bersalah karena sampai pada saat itu saya menganggap kategori orang miskin adalah orang yang malas, tidak punya keinginan untuk maju, tidak sopan, mengambil semua yang bisa diambil, dan punya kecenderungan untuk mencuri. Bagi saya yang dulu, semua orang miskin itu cuma bisa mengemis, meminta, dan menodong.
Tapi pada hari itu saya melihat bahwa pemulung itu berbeda. Satu pemulung yang saya temui memiliki keluarga di kampung. Setiap rejekinya yang masih mampu untuk disimpannya, dikirimkannya pulang untuk anaknya sekolah di sana.  
Pemulung lainnya tinggal di daerah yang paling dekat dengan kereta api, sehingga rejekinya banyak apabila ada donatur datang dan memberikan sumbangan. Namun dia tidak mengambil semuanya. Dia mengambil secukupnya saja untuk dirinya dan suaminya, lalu dia memberikan sisanya kepada pemulung-pemulung lain yang tinggalnya lebih ke dalam.
Sebuah keluarga pemulung terdiri atas ayah, ibu dan seorang anak berumur sekitar 2 tahun. Setelah kami memberikan nasi pada masing-masing orang, seorang dari kami juga memberikan uang jajan pada anaknya. Anak tersebut mengambilnya dengan tangan kiri, tapi ibunya langsung minta maaf dan menyuruh anaknya mengambil dengan tangan manis.
Dari pengalaman itu saya memahami bahwa pemulung bukanlah orang malas. Mereka memang terbatas kemampuannya untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga bukan orang rakus dan tidak sopan, karena mereka masih mampu berbagi dengan sesamanya. Mereka juga mengajarkan yang baik pada anak-anaknya, mengambil dengan baik, berterima kasih, dan meminta maaf bila perlu.
Pemulung  bukan pengemis. Mereka lebih mulia daripada sekedar mengemis.

Pengemis mengambil yang terbaik dari kita dan menjadikannya sia-sia dengan tidak mengolahnya lagi menjadi rejeki di masa datang. Tapi pemulung mengambil yang kita telah buang dan sia-siakan, lalu mengolahnya menjadi sesuatu yang baik, yang dapat digunakan semua orang. Kardus, botol aqua, tutup botol adalah barang yang kita sia-siakan. Namun pemulung menciptakan rezeki bagi anaknya dari barang-barang itu.

Tidak sulit untuk mengasihi orang yang mengasihi kamu. Kamu mengambil yang terbaik dan mengembalikannya. Tapi jadilah seperti pemulung. Terimalah yang terburuk: celaan, hinaan, fitnah, dan doakanlah itu sehingga menjadi sesuatu yang baik bagi diri sendiri dan musuh kita itu.

Marilah di bulan cinta kasih  yang bertepatan dengan tahun baru Cina, kita juga memulai cinta kasih baru di hati. Marilah kita menjadi seperti pemulung, mengambil yang disia-siakan orang lain dan menjadikannya indah melalui Tuhan Yesus.

Recent Post