Latest News

Monday, February 13, 2012

Pilihan yang Benar



Pada akhirnya saya harus memilih, apakah saya akan memilih dibaptis secara Katholik atau secara Kristen Protestan. Kedua-duanya saya suka, kedua-duanya saya familiar. Bertanya dengan keluarga tidak mungkin karena mereka tidak terlalu paham, bertanya dengan teman.... teman yang mana? Teman Protestan saya sama banyaknya dengan teman Katholik. 

Dulu saya adalah seorang yang dibesarkan dalam keluarga tanpa agama yang mantap, disekolahkan di gereja Kristen, dan dikelilingi oleh orang-orang Katholik. Saya belajar Kitab Suci dan cara pandang orang Kristen Protestan namun saya sungguh menyukai Misa Katholik, di mana saya merasa ada suasana doa yang saya rindukan.

Akhirnya saya memutuskan agar Tuhan sendiri yang memilihkan untuk saya, saya percaya bahwa pilihanNya adalah yang terbaik untuk saya. Saya katakan pada Tuhan: "Tuhan, saya akan mengajukan usulan saya untuk dibaptis kepada kedua gereja, dan siapapun yang meresponnya terlebih dulu, maka saya tahu itu yang Tuhan pilihkan untuk saya."

Demikianlah adanya sehingga kini saya beragama Katholik. Pilihan yang walaupun sulit karena banyak cara pandangnya berbeda dengan apa yang diajarkan kepada saya di sekolah Protestan, namun lama kelamaan saya makin paham dan hargai, bahkan cintai.

Misalnya, kenapa kita menghormati bahkan  Bunda Maria berdoa kepada Yesus melalui dia? Kenapa kita begitu menghormati hosti dan anggur sebagai Tubuh dan Darah Yesus? Kenapa kita harus mengaku dosa kepada Pastor sementara kita diajarkan di Kitab Suci untuk hanya mendongak dan berseru minta ampun langsung kepadaNya? Hal-hal seperti ini yang makin lama makin sering diajarkan oleh Tuhan, sehingga aku sungguh dapat memahamiNya dan pilihanNya untukku.

Oleh karena itu teman, bilamana kamu dihadapkan pilihan yang perlu diambil, dihadapkan kepada kebimbangan, dihadapkan kepada ujian, maka berpalinglah pada Tuhan dan niscaya Dia selalu punya jawaban untukmu.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. - Yak 1:5

sumber: nasihatalkitab.blogspot.com

Tuesday, February 7, 2012

Mulutmu Harimaumu

Sebuah fabel Aesop menceritakan seekor burung merak yang tidak suka dengan suaranya sendiri. Ia selalu mengeluh betapa ia benci dengan suaranya yang jelek. Temannya, si rubah, akhirnya tak tahan lagi dengan omelannya dan menjawab: "Hai burung merak, kau memang punya suara jelek, tapi lihatlah bulu-bulumu yang indah."

Jawab si burung merak: "Ah... apa gunanya punya bulu bagus, tapi suara jelek."
Si rubah geleng-geleng kepala seraya berkata, "Semua makhluk memiliki talentanya sendiri. Kau memiliki kecantikan yang luar biasa, burung bulbul bernyanyi dengan indah, burung hantu dengan matanya yang besar dan bisa melihat di kegelapan malam, sementara burung elang dengan kekuatannya. Kalaupun kamu memiliki suara yang sangat bagus, kamu pasti akan mengomel lagi tentang hal lainnya.

Teman, betapa sayangnya kalau mulut kita hanya digunakan untuk mengomel, mengeluh, memaki? Padahal melalui kata-kata yang manis, hati dapat terbaharui. Melalui kata-kata yang bijak, banyak masalah dapat selesai.

Tapi bagaimana kita dapat berkata-kata seperti itu? Tidak lain tidak bukan, bacalah Kitab Suci sesering mungkin.

Sedikit sharing. Dulu saya tidak suka kitab Mazmur. Menurut saya, itu kitab paling membosankan dan terlalu berpuitis. Tapi begitu saya mulai membacanya dengan pemahaman baru, kata-kata dalam kitab itu mampu untuk membuka banyak kata-kata baru di dalam hati saya ... bukan otak, karena kata-kata itu sudah saya ketahu sebelumnya. Dan begitu saya membacanya, saya memuliakan Tuhan dengan cara yang berbeda, dan mulut pun lebih sedikit mengatakan hal-hal yang berupa omelan, keluhan, dan makian karena mulut yang sama akan digunakan untuk memuji Tuhan. Apakah pantas mulut yang kotor memuji Tuhan yang kudus?

Maka, bacalah firman Tuhan dan muliakanlah Tuhan dan mulut kita sehingga nantinya sedikit demi sedikit mulut kita dibersihkan dari hal-hal yang tak berguna dan dijadikan mulut orang benar.

Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum;Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah - Mzm 37: 30-31


sumber: nasihatalkitab.blogspot.com

Recent Post