Latest News

Tuesday, July 10, 2018

Tobat: Bagaimana dan Ke Depannya

Pewartaan tentang pertobatan adalah pewartaan yang tak pernah berhenti. Pertanyaannya adalah seputar: bertobat dari apa, bagaimana caranya bertobat, setelah saya berhasil lalu apa?

Setiap orang memiliki pertobatannya masing-masing. Tidak ada seorang pun dapat memberikan saran yang 100% pas, melainkan saran-saran umum saja. Pertobatanku yang pertama adalah dari kesombongan. Namun tak seorang pun pernah menyarankan hal itu kepadaku karena mereka tidak melihat aku sombong. Tapi kesombonganku adalah kesombongan dalam diam, dimana aku melihat orang lain dan merasa bangga pada diriku sendiri. Jadi untuk mengetahui apa yang harus dipertobatkan, tiap orang harus mendalami dirinya sendiri melalui refleksi diri tiap hari.

Pertanyaan kedua: bagaimana cara bertobat? Pertobatan dimulai dari suatu kesadaran diri yang diutarakan di dalam bentuk komitmen untuk berubah. Sarana yang paling baik adalah dengan Sakramen Tobat. Penyesalan sekaligus komitmen untuk berubah dinyatakan di depan Tuhan dan Gereja, sehingga ada rasa yang tumbuh di dalam diri untuk bertahan pada komitmen tersebut, bahkan ketika terkadang kita tergelincir ke dosa yang sama. Selanjutnya komitmen untuk dihidupi dengan cara hidup yang baru. Perbaruan cara hidup membutuhkan disiplin, bahkan terkadang membutuhkan orang lain untuk mengingatkan. Misalnya ingin makin dekat pada Tuhan dinyatakan di dalam doa sebelum makan dan tidur. Pertama-tama tentu sulit, namun lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang tak perlu dipikirkan lagi, alias cara hidup yang baru.

Pertanyaan terakhir, lalu apa? Orang cenderung berpikir bahwa dosanya hanya satu. Orang malas berdoa berpikir dosanya adalah kurang dekat pada Tuhan. Orang suka gosip  berpikir dosanya itu saja. Namun ketika kita akan segera menyadari ada bagian-bagian hidup kita yang masih perlu diubah selain dosa-dosa �utama� itu, sehingga kita akan selalu kembali kepada pertanyaan pertama: apa lagi yang perlu diubah di dalam hidup kita agar kita makin sempurna? Selamat berubah.

----------------------------
Bacaan Liturgi 11 Juli 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa XIV
PW S. Benediktus, Abas
Bacaan Pertama: Hos  10:1-3.7-8.12
Bacaan Injil: Mat 10:1-7

Tuesday, July 3, 2018

St. Elisabet dari Portugal: Cermin Kesederhanaan dan Ketaatan

Hari ini adalah hari pesta St. Elisabet dari Portugal. Dua hal yang dapat kita pelajari dari dirinya yang juga merupakan tema bacaan pada hari ini. Satu, Tuhan menginginkan kebenaran dan keadilan yang terbungkus di dalam kesederhanaan. Kedua, setiap hal ada waktunya yang telah ditentukan oleh Tuhan sendiri.

St. Elisabet adalah seorang putri bangsawan yang menikah dengan raja Portugal. Ia merupakan moyang dari raja-raja di daerah sekitar. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat kesederhanaan dan belas kasihnya. Ia tetap membantu orang miskin, meringankan penderitaan orang lain, walaupun sempat menjadi topik percakapan dan sumber niat buruk bagi komunitas kerajaannya. Ia beberapa kali menjadi sarana perdamaian bagi 2 pihak yang hampir berperang, termasuk antara suami dan anaknya sendiri. Sungguh, ia adalah teladan di dalam kesederhanaan namun tetap menjunjung kebenaran dan keadilan, sama seperti yang difirmankan Tuhan kepada Amos pada bacaan pertama, dimana Tuhan merendahkan perkumpulan raya dan kurban persembahan yang diadakan oleh orang yang hatinya tidak tertuju padaNya.

Dalam bacaan Injil kita mendengar bahwa roh-roh jahat bertanya pada Yesus apakah Ia akan menyiksa mereka �sebelum waktunya.� Secara tersirat kita dapat menyimpulkan bahwa mereka tahu bahwa ada waktu tertentu yang telah direncanakan Tuhan bagi mereka, dan tentunya bagi kita juga. St. Elisabet menjalani hidupnya dengan waktu yang direncanakan Tuhan. Ia dengan sabar tetap melaksanakan kebaikan hatinya di saat ia menjadi ratu. Ia berperan aktif di dalam kerajaan suaminya sebagai negosiator dan mediator. Ia menjadi teladan bagi keluarganya sehingga suaminya bertobat dari lakunya yang jahat. Dan ketika suaminya meninggal, ia melepaskan seluruh privilesenya dan masuk ke biara, sebagaimana yang telah lama diimpikannya.

-------------------------
Bacaan Liturgi 04 Juli 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII
PF S. Elisabet dari Portugal
Bacaan Pertama: Am 5:14-15.21-24
Bacaan Injil: Mat 8:28-34

Recent Post