Latest News

Tuesday, May 29, 2018

Pemimpin yang Melayani


Suatu hari ketika kantor saya mengadakan outbound bersama, saya belajar arti menjadi seorang pemimpin yang melayani. Grup yang besar dibagi-bagi menjadi grup-grup kecil dan diutus untuk melakukan perjalanan yang cukup melelahkan secara fisik, naik turun bukit yang licin dan berbatu-batu. Kebetulan saya berada di dalam satu rombongan dengan seorang wanita yang kurang disukai semua orang di kantor karena kinerjanya dan sikapnya terhadap pekerjaan, sebut saja namanya Ines.

Ines selalu tertinggal dari kelompok, sehingga kami harus selalu menunggu dia. Tentunya karena dia bukan orang yang kami sukai, menungguinya kami lakukan dengan kesal hati. Di tengah perjalanan, ia mengeluh bahwa ia tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan. Semua anggota kelompok yang lain sepakat dengan cepat bahwa kita harus meninggalkannya di situ sendiri dan menyelesaikan permainan, lalu meminta orang untuk kembali ke situ dan menjemput dia.

Tapi ada satu orang yang tidak setuju. Ia memberikan usul bahwa ia akan menemani Ines di situ sampai pertolongan datang, atau kita semua akan menemani Ines dan memperlambat laju perjalanan kita. Orang ini masih muda, bahkan yang termuda dari antara kita, paling kuat, paling cepat dan lincah jalannya, dan disukai semua orang di kantor. Akhirnya kami semua sepakat untuk memperlambat laju perjalanan dan menyelesaikan permainan itu bersama-sama.

Hari itu saya menyadari, untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus dapat mengenali siapa yang terlemah di antara kelompok kita. Dan karena kita bukan berasal dari �benih yang fana� melainkan �benih yang baka�, maka kita harus melayani yang terlemah itu dengan kasih persaudaraan yang tulus. Anak muda yang bahkan bukan orang Kristen itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk saya, dan semoga juga untuk Anda, tentang pemimpin yang melayani yang diajarkan oleh Yesus Kristus.


-------------------------

Bacaan Liturgi 30 Mei 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII
Bacaan Pertama: 1Ptr 1:18-25
Bacaan Injil: Mrk 10:32-45

Tuesday, May 22, 2018

Kuasa Allah atas Kehidupan

Tentunya peristiwa pemboman gereja-gereja di Surabaya belum hilang dari ingatan kita. Setelah beberapa hari lewat dan berita-berita sudah mulai membicarakan latar belakang dan hal-hal yang tak kelihatan secara langsung, kita mulai mendengar beberapa kisah yang membuat kita merasa tak berdaya di hadapan Allah.

Seorang ibu yang meninggal dalam kejadian itu kebetulan bukan umat Surabaya, melainkan hanya datang ke Surabaya untuk suatu pameran. Karena ia mendengar bahwa gereja itu menarik secara arsitektur, maka ia memilih Gereja St. Maria Tak Bercela untuk Misa, padahal Katedral jauh lebih dekat dari hotelnya. Ketika ia sampai di gereja, ia tidak langsung masuk ke dalam, melainkan berjalan-jalan di dekat pintu gereja sampai bom itu meledak dan mengambil nyawanya. Sebaliknya seorang ibu lainnya yang biasa misa di gereja itu dan di jam itu, entah mengapa hari itu terlambat bangun dan terpaksa mengubah lokasi misanya ke gereja lain.

Allah berkuasa memberikan hidup yang lebih panjang dan berkuasa pula mengambilnya dalam sekejap. Ia berkuasa untuk memberikan keberhasilan semua usaha kita maupun menundanya. Ia berkuasa memberikan kuasa atas roh jahat kepada orang yang menurut kita tidak layak, berkuasa pula mengambil kuasa itu dalam sekejap. Mari kita merendahkan diri di hadapanNya.


-----------------------

Bacaan Liturgi 23 Mei 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa VII
Bacaan Pertama: Yak 4:13-17
Bacaan Injil: Mrk 9:38-40

Tuesday, May 8, 2018

Siapakah Allah yang Kamu Sembah?

Belakangan ini muncul trend pacaran dengan orang yang dikenal lewat sosmed seperti Facebook. Trend ini juga menyambar teman saya. Ia kenal dengan seorang lelaki berkebangsaan Amerika yang mengaku pebisnis sukses. Setelah beberapa lama chatting lewat medsos, si lelaki akhirnya mengatakan akan mengunjungi Indonesia dan melamarnya. Ketika akhirnya bertemu dan berkenalan secara langsung barulah teman saya mengetahui bahwa lelaki itu penipu dan ingin memperalatnya supaya bisa beroleh kewarganegaraan Indonesia.





Kita tentu pernah mendengar pepatah: tak kenal maka tak sayang. Demikianlah banyak orang puas dengan menyembah Allah yang tak dikenal. Mereka takut pada Allah yang mereka ciptakan dalam pikiran mereka sendiri. Demikianlah latar belakang yang ditemui Paulus dulu, bahkan yang kita temui pada saat ini. Kalau kita bertanya: �Siapakah Allah yang kamu sembah?� apa kira-kira jawaban orang? Dapatkah mereka menjelaskan dengan penuh iman Allah mereka?

Demikianlah kita tiap saat harus berdoa agar Roh Kudus selalu memberitakan kepada kita tentang Allah yang kita sembah. Kaa-kata tidak cukup untuk mendeskripsikan Allah. Tetapi bila Roh Kudus bersabda, maka kita memahami dan makin dekat dengan Allah.


-----------------------

Bacaan Liturgi 09 Mei 2018
Hari Biasa Pekan Paskah VI
Bacaan Pertama: Kis 17:15.22-18:1
Bacaan Injil: Yoh 16:12-15

Tuesday, May 1, 2018

Beranikah Kita Memperjuangkan Kebenaran?

Hari ini kita akan berbicara tentang keberanian mengungkapkan kebenaran. St. Paulus dan St. Barnabas di dalam bacaan pertama menunjukkan keberanian mereka menentang banyak umat Yahudi yang percaya Kristus namun tetap menitikberatkan sunat sebagai kriteria utama keselamatan. Mereka berdua berjuang sampai ke Yerusalem untuk mempertahankan pendapat mereka itu. Hasilnya adalah kita semua yang kini membaca tulisan ini, menikmati hasil dari perjuangan mereka, yaitu dimana iman pada Yesus berada di atas ketaatan pada sunat.

Hari ini juga kita merayakan Perayaan Wajib St. Athanasius, uskup dan pujangga agung Gereja. Ia pernah disebut �Athanasius melawan dunia� karena kesohorannya mempertahankan ajaran bahwa keselamatan hanya berasal dalam Yesus Kristus. Ia diperhadapkan pada tuduhan-tuduhan dari pihak Yahudi dan kafir, bahwa inkarnasi dan penyaliban Anak Allah tidak pantas dan mengurangi martabat-Nya. Namun, dengan tegas ia mengatakan bahwa "dunia yang diciptakan melalui Dia hanya dapat dipulihkan oleh Dia". Pemulihan ini tidak bisa terjadi, kecuali melalui salib. Ia juga terkenal sebagai lawan tangguh ajaran sesat Arianisme yang mengajarkan bahwa seseorang yang datang kepada kita yaitu, Kristus Yesus bukanlah Tuhan yang sesungguhnya melainkan makhluk yang diciptakan oleh Allah. Athanasius-lah yang memperjuangkan bahwa Kristus Yesus sungguh Allah.

Di masa kini pun kita terus menerus ditantang untuk memperjuangkan kebenaran di dalam nama Yesus. Perjuangan itu mungkin akan membawa kita menjadi kurang disukai oleh teman-teman kita bahkan di dalam gereja sendiri. Perjuangan kita mungkin membuat kita dijuluki �perusuh� karena kita mengambil posisi yang berbeda dengan para pemimpin kita, termasuk pemimpin gereja. Namun selama kita memperjuangkan kebenaran dengan hati tulus, rendah hati dan membungkusnya di dalam doa dan iman, maka perjuangan kita takkan sia-sia. Hasilnya mungkin tidak dapat kita lihat dalam sisa usia kita, namun seperti Yesus katakan di dalam InjilNya: �Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.� Selamat memperjuangkan kebenaran.


---------------------------
Bacaan Liturgi 02 Mei 2018
Hari Biasa Pekan Paskah V
PW S. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama: Kis 15:1-6

Bacaan Injil: Yoh 15:1-8

Recent Post