Latest News

Sunday, November 27, 2016

Sabda Bahagia Menurut Kitab Matius: Hidup Penuh Ganjaran

Sabda Bahagia tercantum pada dua kitab Injil, yaitu Matius (Mat 5:1-12) dan Lukas (Luk 6:20-23).  Kali ini kita akan merenungkan dan mencermati Sabda Bahagia yang tertulis di dalam Kitab Matius. Di akhir renungan, maka kita akan melihat betapa besarnya janji Yesus untuk mengganjar kita yang bersedia bersengsara dan terus berbuat baik selama hidup di dunia. Dan ganjaran itu letaknya di surga, yaitu ketika kita telah menyelesaikan pertandingan dan menjadi pemenang (bdk 1Kor 9:25).


Yesus mengajar murid-murid yang datang kepadaNya. Pada ayat 1 � 2, kita melihat bahwa orang banyak datang kepada Yesus�. Bukan Yesus yang memanggil mereka. Ada kebutuhan dari orang-orang itu untuk datang kepada Yesus, mungkin kebutuhan untuk penghiburan atau ingin memuaskan rasa ingin tahu. Sebuah pepatah kuno berkata bahwa: seorang guru siap ketika muridnya siap. Yang pertama-tama harus siap adalah sikap hati seorang murid. Siap menerima. Siap ditanami sesuatu. Melihat kesiapan itu, naiklah Yesus ke tempat tinggi (menandakan bahwa Ia siap menjadi guru), dan mulai mengajar.

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 

  • Apa arti miskin di hadapan Allah? Bagian �di hadapan Allah� tidak ditemui di Injil Lukas yang terkenal sebagai Injil Orang Miskin. Matius ingin mengetengahkan bahwa kemiskinan itu bukan kemiskinan materi. Miskin artinya tidak memiliki apa-apa atau hanya memiliki sedikit. Orang miskin harus meminta supaya memiliki. Orang miskin harus diberi supaya memiliki. Karenanya, orang miskin sering terpaksa berpasrah dan berharap akan kemurahan orang lain. Seringnya pasrah dan menerima kebaikan orang, maka sering kali orang miskin memiliki kerendahan hati dan kepasrahan yang tidak dimiliki orang lain. Inilah sikap hati yang diinginkan Allah
  • Mereka menjadi Empu Kerajaan Surga. Apa artinya? Empu berarti memiliki, menguasai, memiliki keahlian (seperti empu keris). Sementara Kerajaan Surga artinya segala hal yang baik, tempat di mana yang ada hanyalah yang baik-baik, tempat di mana yang ada hanyalah kedamaian, kebaikan, entah di atas atau di sini, entah nanti ketika kita sudah meninggal ataupun ketika masih hidup. Jadi Empu Kerajaan Surga adalah menguasai dan memiliki kendali untuk menciptakan kondisi atau keadaan yang baik dan damai. 
  • Mungkin ayat ini menginspirasi Thomas a Kempis untuk menulis ini dalam �Mengikuti Jejak Kristus� bagian ketiga pasal VIII no. 1: �Akan tetapi kalau aku meremehkan diriku sendiri, memandang diriku sama sekali tidak berharga dan membuang jauh-jauh sikap angkuhku, serta melihat diriku seperti nyatanya sebagai debu, rahmat belas kasihanMu akan menyertai aku, dan lagi rahmat sinarMu akan mendekati hatiku.�


Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Apa yang membuat seseorang bersedih? Orang bersedih karena kehilangan. Bisa kehilangan orang yang dicintai, bisa kehilangan sesuatu yang berharga, ataupun kehilangan kesempatan. Bagaimana menghibur orang yang kehilangan? Satu-satunya cara tentu adalah dikembalikan lagi (seperti Ayub). Maka Yesus pada dasarnya menjanjikan pengembalian apapun yang telah hilang, termasuk nyawa yang hilang.

Bisa juga yang membuat orang berdukacita adalah dosa-dosa kita, seperti kata Thomas a Kempis: �Adapun yang menimbulkan rasa sedih dan menyesal yang selayaknya itu ialah dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan kita, justru dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan kita itulah yang menjerat kita sehingga kita tidak mampu lagi memikirkan hal-hal surgawi� (bdk Mengikuti Jejak Kristus bagian kesatu pasal XXI no. 4). Bila demikian, dengan apakah kita dihibur? Tentulah dengan penghapusan dosa.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Apa yang disebut orang lemah lembut? Orang yang peka perasaannya, punya empati dan simpati pada sesama, mudah menolong dan menghibur. Dan apa artinya memiliki bumi? Mungkin artinya menguasai bumi. Bumi bukanlah Kerajaan Surga di ayat sebelumnya. Di bumi masih banyak orang yang menderita. Penghuni bumi masih butuh dihibur, butuh empati. Maka�. Orang lemah lembut akan dapat mengendalikan tempat-tempat yang penuh penderitaan. Ia bisa menggerakkan orang-orang di tempat itu. Contoh adalah Santa Teresa dari Kalkuta.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Di dalam Injil Lukas, bagian �akan kebenaran� tidak ada. Apa artinya lapar dan haus akan kebenaran? Kenapa harus dipisahkan antara lapar dan haus?

  • Lapar dan haus berbeda. Lapar membuat kita pelan-pelan mati, tidak bertenaga. Sementara haus membunuh kita dengan lebih cepat. Haus membuat kita berhalusinasi, melihat sesuatu yang tidak ada atau berbeda dengan realitas. 
  • Lapar akan kebenaran menunjuk kepada orang-orang yang tidak mendapatkan kebenaran, dan akibatnya mereka menjadi lemah, tidak mampu untuk mempertahankan kebenaran. Sementara orang yang haus akan kebenaran adalah orang-orang yang berhalusinasi bahwa mereka telah mendapat kebenaran, tapi sebenarnya yang mereka dapatkan adalah kebohongan. 
  • Mereka akan dipuaskan�. Dengan kebenaran. Kebenaran tentang apa? Tentang segala hal. Dan orang-orang ini, ketika telah mendapatkan kebenaran, akan menjadi bertenaga lagi. 


Berbahagialah orang yang murah hati karena mereka akan beroleh kemurahan. Orang yang murah hati bersedia berbagi dengan orang lain, baik dalam materi maupun non materi; mereka bersedia memaafkan dan mentoleransi kelemahan orang lain. Mereka akan beroleh kemurahan dari Allah melalui orang lain. Kata Thomas a Kempis dalam De Imitatione Christi (Pasal XVI no. 2): �Marilah kita berusaha supaya kita tetap sabar dalam menghadapi kekurangan dan kelemahan orang lain sebab orang lain harus pula menderita karena kekurangan kita yang banyak jumlahnya.�

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Orang yang suci hatinya tidak berpikir hal-hal negatif dan kotor; mereka tidak berprasangka; mereka mudah memaafkan. Tapi di mana orang yang suci hatinya akan melihat Allah? Mungkin di wajah tiap orang dan tiap hal yang dijumpainya, karena apa yang dilihatnya adalah hal-hal yang baik saja.

Pemahaman seseorang tentang orang lain dan hal yang ditemuinya sangat tergantung bagaimana orang itu pada awalnya berprasangka tentang orang atau hal tersebut. Contoh yang baik adalah menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2017, gubernur petahana (incumbent) saat itu, Ahok, menyatakan sesuatu yang dianggap menista Islam. Demikian marahnya orang Islam dan beberapa orang non Islam tentang hal itu, sehingga kata-kata semua orang yang dianggap memihak Ahok dianggap memprovokasi. Walaupun kata-katanya sama: �jangan provokasi�, namun karena keluar dari mulut orang yang memihak Ahok, menjadi terdengar �provokasi�. Sebaliknya orang yang netral, orang suci hatinya, tidak akan terganggu karenanya dan melihat semuanya adalah baik adanya.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Orang yang membawa damai adalah mereka yang melerai ketika ada perselisihan, menenangkan bila ada yang emosi, memberikan pandangan positif bagi pikiran negatif, membantu ketika ada kesulitan, menghibur bila ada kedukaan, menemani yang kesepian dan ketakutan. Mereka akan disebut anak-anak Allah karena Allah adalah damai. Satu kata dari Allah cukup untuk mengusir hal-hal negatif � marah, takut, benci, sedih, galau.

Liz Gilbert, pengarang buku Eat, Pray, Love, menceritakan pengalamannya menangis dan galau di kamar mandi karena ingin keluar dari perkawinannya. Di tengah-tengah itu ia mendengar suara bisikan �kembalilah tidur� yang memberikan damai luar biasa. Baginya itulah suara Tuhan, karena walau kata-katanya sangat sederhana, tapi efek damai yang dirasakannya luar biasa. Karenanya anak Allah akan membawa kedamaian juga, tentu dengan �kompetensi� di bawah Allah.

Berbahagialah orang yang dianiaya demi Kebenaran, karena merekalah yang Empunya Kerajaan Surga. Kebenaran yang sungguh-sungguh benar itu apa? Apakah Firman Allah yang benar? Apa yang kita percayai belum tentu benar. Tapi apa yang kita alami secara langsung, itulah Kebenaran � bukan spekulasi atau perasaan, tetapi apa yang dialami, bukan apa yang didengar dari orang lain. Oleh karena itu, bila kita mau mewartakan Yesus yang benar, alami dulu Yesus secara langsung.

Dan apakah empunya Kerajaan Surga yang dimaksud sama dengan ayat 3? Sama. Orang yang menderita demi kebenaran akan menghasilkan kondisi yanglebih baik, walaupun mungkin terjadi setelah jamannya. Para martir dianiaya karena kebenaran, dan kini dunia menjadi lebih baik karena pewartaan mereka. Kita mencicipi Kerajaan Surga berkat mereka, dan oleh karenanya merekalah pemilik kerajaan surga itu.

Berbahagialah kamu, jika demi Aku, kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Apa artinya �jika demi Aku�? Apa yang diinginkan Yesus untuk dibela murid-muridNya demi Dia? Apakah bahwa Yesus anak Allah? Atau Yesus adalah Mesias? Atau Yesus adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup? Tapi hal-hal tersebut telah menimbulkan peperangan selama berabad-abad.

Tapi inilah yang perlu dibela: bahwa Yesus telah mendamaikan manusia dengan Allah dan menghancurkan dosa. Konsekuensinya, manusia tidak perlu lagi ketakutan untuk melanggar hukum Allah dengan tidak sengaja atau masuk neraka karenanya, asal mau bertobat dan tidak menolak Roh Kudus dan pengampunan dari Allah. Seringkali takut melanggar hukum Allah telah menimbulkan kekerasan. Seperti dikatakan Rasul Paulus di Roma: yang makan jangan menghina yang tidak makan, dan yang tidak makan jangan merendahkan yang makan � karena makan berarti mengucap syukur pada Allah dan tidak makan juga mengucap syukur pada Allah. Kita bisa membayangkan bahwa hal ini diucapkan karena jemaat saat itu berdebat tentang mana yang lebih �benar� dan �menyelamatkan�: berpuasa atau tidak berpuasa. Tapi karena Yesus telah mati untuk menghancurkan dosa, hal-hal kecil itu menjadi tidak utama dalam keselamatan. Semua yang percaya, pasti selamat, walaupun berbeda dalam lamanya penyucian.

Kita mungkin dicela dan dianiaya oleh orang-orang yang menganggap hal itu tidak mungkin dan malah bertentangan dan hukum lampau. Bahkan sering kali difitnahkan segala yang jahat, maksudnya dituduh macam-macam seperti penista agama � persis seperti Yesus dulu.

Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga, sebab demikianlah juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu. Apa ganjarannya? Mungkin ini bisa dilihat pada janji-janji di ayat lainnya.

Monday, October 31, 2016

Berdoa Seperti Si Pemungut Cukai (Pertanyaan dan Renungan)

Yesus adalah guru doa yang terutama. Dalam Injil Lukas (Luk 18:9-14), Ia mengajar kita untuk berdoa seperti si pemungut cukai. Ini adalah pertanyaan dan renungan atas perikop tersebut. Semoga dapat memberikan pencerahan sedikit tentang ajaran Yesus ini.

Pasti semua sudah tahu kisahnya. Yesus memberikan perumpamaan 2 orang sedang berdoa di Bait Allah. Yang pertama adalah orang Farisi yang berdoa dengan kebanggaan akan dirinya. Yang kedua adalah pemungut cukai yang menyadari dosa-dosanya. Yesus menyimpulkan perumpamaan itu dengan ayat emas berikut: �Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.� (Luk 8:14)

Pertanyaan 1: Kenapa Yesus harus memberikan perumpamaan kedua orang ini, orang Farisi dan pemungut cukai?
Orang Farisi mungkin merupakan ejekan umum bagi orang-orang yang memandang tinggi diri sendiri. Itu sebabnya Yesus langsung mengambil contoh orang Farisi, padahal audiens-Nya saa itu tidak dikatakan berasal dari orang Farisi. Farisi sendiri adalah salah satu sekte yang berlawanan pandangannya dengan sekte Eseni (menurut para ahli, Yesus dibesarkan di antara Kaum Eseni).
Sementara itu Pemungut Cukai adalah profesi yang kurang baik di mata masyarakat. Pemungut cukai adalah perwakilan para penjajah bangsa Israel (yaitu bangsa Romawi). Seringkali pemungut cukai juga memeras untuk kepentingan diri sendiri dengan dalih memungut pajak yang ditentukan pemerintah. Di bawah norma/standar masyarakat demikian, tidak heran bahwa pemungut cukai merasa dirinya orang berdosa (lihat kisah Zakeus yang merasa dirinya berdosa).
Mungkin Yesus memilih kedua �stereotipe� ini  agar perbandingan keduanya lebih ekstrim. Orang Farisi punya alasan untuk berbangga, sementara pemungut cukai dianggap tidak akan diterima oleh Allah.

Pertanyaan 2: Apakah yang diperbuat oleh keduanya?
Keduanya sama-sama ke Bait Allah untuk berdoa.
Keduanya sama-sama berdiri untuk berdoa menurut kebiasaan orang Israel
Keduanya sama-sama pulang ke rumah setelah berdoa di Bait Allah
Dengan demikian, keduanya sama-sama adalah orang yang menjalankan kewajiban agamanya paling tidak berdasarkan standar minimum.

Pertanyaan 3: Apa yang diperbuat orang Farisi yang dianggap kurang baik oleh Yesus?
Orang Farisi bersyukur pada Allah akan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya. Tentu hal ini adalah hal baik. Pada 1 sisi, kata syukur itu baik. Artinya ia mengklaim keberadaan dan partisipasi Allah dalam hidupnya yang tak bercela itu.
Sisi lain, kata syukurnya seperti selimut yang menutupi keinginannya untuk �tidak sama dengan orang lain.�
Maka, tidak bolehkah seseorang berdoa untuk bersyukur pada Allah ketika ia mampu melakukan hal-hal baik? Kalau kata-kata �tidak sama dengan orang lain� dan �bukan seperti pemungut cukai ini�, maka apakah kata-kata syukur si orang Farisi itu dapat dibenarkan?
Mungkin syukur atas hal-hal yang baik yang telah diperbuatnya dapat dibenarkan bila fokusnya adalah pada Allah semata.

Pertanyaan 4: Apa yang dilakukan oleh si Pemungut Cukai yang dipandang baik oleh Yesus?
Pemungut cukai berdiri jauh-jauh. Jauh dari mana? Mungkin jauh dari pusat Bait Allah dimana Allah diyakini berada. Jadi orang yang merasa berdosa tidak berani mendekati Allah.
Ia tidak berani menengadah ke langit. Langi adalah tempat di mana Allah berada, menurut orang Israel. Artinya, orang berdosa tidak berani memandang Allah.
Ia memukul diri. Memukul diri adalah tanda penyesalan, ingin menghukum diri sendiri walaupun orang lain belum tentu menghukum. Jadi si Pemungut Cukai menyatakan secara fisik bahwa ia menyesal. Sebuah penyesalan yang sempurna nampak secara fisik dan si penyesal bersedia dihukum secara fisik.
Kata-kata �Kasihanilah aku orang berdosa ini� mengungkapkan iman Pemungut Cukai bahwa Allah mau mengampuni dan mengasihaninya. Walaupun malu dan takut, ia tetap datang ke Bait Allah. Ini menunjukkan iman akan Allah pengampun.

Pertanyaan 5: Apa itu orang yang dibenarkan Allah?
Yesus mengkritik orang yang menganggap diri benar dan memandang rendah semua orang lain. Orang yang menganggap diri benar belum tentu dibenarkan Allah.
Orang benar itu disayang Tuhan, diselamatkan Tuhan.
Berarti orang yang menganggap diri benar, belum tentu disayang dan diselamatkan Tuhan.

Pertanyaan 6: Apa maksudnya meninggikan dan merendahkan diri?
Ketika seorang meninggikan diri maka ia:
- Nampak dari luar. Orang yang tinggi terlihat dari luar kerumunan.
- Dia bisa melihat orang lain dari sudut atas. Dari situ semua orang tampak sama karena terlihat rambutnya yang sama hitam.
- Ia melihat orang lain lebih kecil daripada dia.
- Ia bisa melihat keluar dari kerumunan dengan lebih baik. Ia mendapatkan pemandangan yang berbeda dari orang-orang lain di kerumunan itu
- Ia melihat barang-barang yang dicari orang (di atas)

Sebaliknya, ketika orang merendahkan diri maka ia:
- Sulit untuk melihat di luar kerumunan
- Ia hanya melihat sebagian orang saja karena yang jauh tertutup dari pandangannya
- Ia harus siap �dilindas� orang lain. Pada saat panik, orang pendek lebih mudah tersapu kerumunan
- Ia tidak terlihat dari luar
- Ia melihat hal-hal yang dibuang orang, yang ada di tanah
- Ia lebih dapat melihat perbedaan � ada orang yang gendut ada yang kurus, ada yang bungkuk, dsb.

Tuesday, October 25, 2016

DOA: Belajar dari Yesus Kristus

Berapa sering kita berdoa? Berapa khusyuk kita berdoa? Apakah doa kita itu adalah doa orang benar? Karena doa orang benar didengar Tuhan (Amsal 15:29). Mari kita belajar doa yang benar dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Dia orang yang tepat untuk mengajar doa, karena Dialah pengantara doa-doa kita kepada BapaNya.

Tentu kita sudah belajar doa yang sempurna, yaitu Doa Bapa Kami. Tapi sebenarnya di dalam hidupNya, Tuhan Yesus memberikan kita banyak tips berdoa yang baik.

1. Jangan berdoa agar dilihat orang, seperti orang munafik.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.� � Mat 6:5-6
Jadi,  harus malukah kita berdoa di tempat umum yang berpotensi dilihat banyak orang, misalnya di tempat makan sebelum kita makan? TIDAK. Yang penting, tujuan doa itu adalah tetap Allah, dan bukan keinginan agar kita dipuji.

2. Jangan berdoa bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah
Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya�. � Mat 6:78
Kalau begitu kita Cuma cukup berkata: Amin. Toh Tuhan sudah tahu apa yang kita minta.

TIDAK. Karena kepada Timotius, Rasul Paulus juga menasihatkan: �Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.� � 1 Tim 2: 1-2. Doa syafaat adalah doa yang panjang dan untuk seluruh dunia.

Artinya kita perlu mendoakan banyak orang, banyak kejadian dengan iman bahwa hanya dengan berkata sekali di setiap doa kita, Tuhan sudah mendengar. �Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.� �Mzm 116:2

3. Jangan berdoa sambil merendahkan orang lain seperti orang Farisi
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.� � Luk 18: 9-14
Apakah kita tidak boleh mengucap syukur bahwa kita tidak melakukan hal-hal yang tidak baik? BOLEH, karena dengan demikian kita memberikan kehormatan pada Allah yang telah membantu kita melakukan hal-hal baik. Akan tetapi orang Farisi di dalam perumpamaan Yesus, membandingkan dirinya dengan orang lain dan menganggap benar dirinya sendiri. JANGAN, karena Allah senang dengan orang yang rendah hati.

4. Berdoalah dengan tak henti-henti
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
Carilah, maka kamu akan mendapat;
Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.� � Luk 11: 5 � 13
Bila permintaanmu belum dikabulkan, berdoalah terus dengan mengimani bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Terutama sekali, mintalah Roh Kudus di dalam segala hal karena itu pasti akan diberikan oleh Allah.

5. Berdoalah dengan tak jemu-jemu
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya?� � Luk 18:1-8, Kol 4:2, 1 Tes 5:17

Sunday, October 23, 2016

Gulungan Laut Mati: Pentingnya bagi Kekristenan (Tulisan Keempat)


Kenapa sih Gulungan ini begitu banyak dibicarakan orang? Apa sih pentingnya kalau isinya sama saja dengan teks kitab suci yang kita miliki? Kalaupun toh ada yang non biblikal, isinya tidak lengkap sehingga tidak dapat menambah kitab di dalam kitab suci yang kita miliki kan? Mari kita lihat apa kata para ahli:

1.      Gulungan ini ditemukan dan disalin di Palestina (Israel)
Kitab-kitab Deuterokanonika yang ada di Katolik namun tidak di Protestan disebabkan karena kitab itu dianggap tidak digunakan di Palestina. Orang Yahudi yang mengkanonkan Perjanjian Lama tidak menganggap teks itu suci apabila ditulis di luar Palestina (di pengasingan). Oleh karena itu, fakta bahwa gulungan ini disalin di Palestina menunjukkan bahwa teks ini pun digunakan oleh orang-orang Israel di Palestina.

2.       Gulungan ini ditulis dalam 3 bahasa
Ini menunjukkan bahwa banyak orang Israel jama dahulu memahami ketiga bahasa ini. Ini juga menunjukkan bahwa Yesus dan murid-muridnya pun kemungkinan besar berbahasa Yunani.

3.       Beberapa teks yang diketemukan memiliki usia lebih tua daripada teks yang sebelumnya ada
Fakta ini memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan teks kitab suci jaman dahulu.

4.       Banyak dari teks non biblikal memberikan gambaran tentang kehidupan beragama pada periode terakhir Bait Allah yang kedua.
Beberapa gulungan menyebutkan adanya berbagai sekte Yudaisme seperti Farisi, Saduki, Eseni. Pada gulungan Aturan Masyarakat dan Dokumen Damaskus, memberikan gambaran lengkap bagaimana doktrin dan ajaran kaum Eseni, misalnya harapan mereka akan 2 Mesias yaitu Harun dan Daud. Juga bagaimana kaum Eseni menginterpretasikan Taurat dengan cara yang berbeda dengan kaum Farisi.

5.       Persamaan teks di Gulungan dengan kata-kata Yesus di dalam Kitab Suci.
Karena teks Gulungan lebih tua, maka kita dapat lebih memahami arti dan konteks kata-kata Yesus di dalam Kitab Suci. Teks Nubuat Mesianik misalnya mendeskripsikan karya dan mujizat yang akan mengiringi kedatangan Mesias. Teks ini sangat dekat dengan perbuatan dan kata-kata Yesus. Dari situ kita dapat memahami bagaimana murid-murid Yesus segera dapat menangkap ke-mesias-an Yesus. 


Gulungan Laut Mati: Spekulasi yang Beredar (Tulisan Ketiga)

Ada banyak teori yang beredar mengenai Gulungan Laut Mati ini. Mungkin beberapa teori ini takkan pernah dapat terbukti, akan tetapi menarik bila kita tahu tentangnya. Ini adalah beberapa teori yang beredar luas:



      Siapa penulis naskah-naskah ini?
a.       Ada teori Qumran�Eseni menyatakan bahwa naskah-naskah tersebut ditulis oleh kaum Eseni, atau oleh kelompok sektarian Yahudi lainnya, yang menetap di Khirbet Qumran. Mereka menyusun naskah-naskah ini dan kemudian menyembunyikannya dalam gua-gua di dekat kediaman mereka selama Pemberontakan Yahudi, pada suatu waktu antara tahun 66 dan 68 M. Situs Qumran itu kemudian dihancurkan dan naskah-naskah tersebut tidak pernah ditemukan. Ini adalah teori yang paling diterima.
b.      Sementara ada teori Qumran�Sektarian, walaupun setuju bahwa penulisnya adalah sekelompok kaum Yahudi, namun belum tentu kelompok itu adalah Eseni.
c.       Lalu ada pula teori yang mengatakan  bahwa naskah itu buatan kaum Yahudi yang tinggal di Yerusalem. Tapi teori ini sudah hampir ditolak oleh hampir semua ilmuwan.
d.      Ada pula variasi teori terahir ini yang mengatakan bahwa komunitas kaum Yahudi itu dipimpin oleh sekelompok imam Zadokit (Saduki).

Adakah hal mengejutkan dari kumpulan naskah tersebut?
Ya ada. Di dalam Gulungan Tembaga disebutkan bahwa ada 64 tempat persembunyian harta di seluruh tanah Israel. Harta tersebut termasuk sejumlah emas, perak, aromatik dan manuskrip. Semua itu dipercaya adalah harta Bait Allah yang disembunyikan waktu pembuangan Israel.

Saturday, October 22, 2016

Gulungan Laut Mati: Isi (Tulisan Kedua)

Apa saja isi dari kesebelas gua di Qumran? Apakah semuanya ada di dalam Kitab Suci? Ternyata tidak. Ada beberapa teks tidak ada di dalam Kitab Suci kita.  Mari kita lihat satu persatu.


Gua
Biblikal
Non Biblikal
1.        
         Kitab Yesaya

         Aturan Masyarakat
         Gulungan Perang
         Nyanyian Syukur
         Apokrif Kejadian
         Komentari Kitab Habakuk
2.        
         Kitab-kitab Taurat
         Kitab Yeremia
         Kitab Mazmur
         Kitab Ayub
         Kitab Rut
         Kitab Yesus bin Sirakh
         Kitab Yobel
         Apokrif Musa
         Apokrif Daud
         Nubuat Apokrif
         Yerusalem Baru
         Teks Yuridis
         Kitab tentang Raksasa dari Kitab Henokh
3.        
         Kitab Yehezkiel
         Kitab Mazmur
         Kitab Ratapan
          
         Kitab Yobel
         Wasiat Yehuda
         Gulungan Tembaga
         Komentari Kitab Yesaya
          
4.        
         Kitab-kitab Taurat
         Kitab Daniel
         Kitab Yosua
         Kitab Ratapan
         Kitab Tobit
          

         Berbagai Tefilin*
         Targum** Kitab Imamat
         Targum Kitab Ayub
         Komentari Kitab Yesaya
         Komentari Kitab Kidung Agung
         Komentari Kitab Hosea
         Komentari Kitab Nahum
         Kitab Henokh
         Wasiat Dua Belas Leluhur
         Wasiat Naftali
         Naskah Anak Allah
         Peraturan Komunitas
         Dokumen Damaskus
         Peraturan Perang
         Karya Sapiential A
         Mazmur Apokrif
         Miqsat Ma'ase Ha-Torah atau Beberapa Aturan Hukum atau Surat Halakhik
         Kidung Persembahan Sabat atau Liturgi Angelik
         Kidung untuk Raja Yonatan atau "Gulungan Doa untuk Raja Yonatan" (Mzm 154)
         Kidung orang Bijak (Songs of the Sage)
         Apokalips Mesianik
         Wasiat Yusuf
         Wasiat Lewi
         Yerusalem Baru
5.        
         Kitab Ulangan
         Kitab 1 Raja-raja
         Apokrif Maleakhi
         Peraturan Komunitas
         Dokumen Damaskus
         Peraturan
         Kutukan-kutukan
         Yerusalem Baru
6.        
         Kitab Kejadian
         Kitab Imamat
         Kitab Ulangan
         Kitab 1 dan 2 Raja-raja
         Kitab Kidung Agung
         Kitab Daniel
         Kitab Amsal
         Kitab Raksasa dari Kitab Henokh
         Apokrif Samuel � Raja-raja
         Alegori Anggur
         Nubuat Apokrif
         Nubuat Imamat
         Dokumen Damaskus
         Benediction
         Dokumen Calendrical
         Himne
          
7.        
         Kitab Keluaran
         Kitab Yeremia
         Surat 1 Timotius
         Injil Markus (diduga)
         Kisah Para Rasul (diduga)
         Surat Yakobus (diduga)
         Henokh
          
8.        
         Kitab Kejadian
         Kitab Ulangan
         Kitab Mazmur
         Kitab Keluaran
          
9.       ***
          
          
10.    
          
         Dua surat yang ditulis di atas potongan periuk/ Ostrakon
11.    
         Kitab Imamat
         Kitab Ulangan
         Kitab Yehezkiel
         Kitab Mazmur
          
         Targum Kitab Ayub
         Apokrif Kitab Mazmur
         Kitab Yobel
         Pangeran Sorgawi Melkisedek
         Kitab Perang
         Kidung Upacara Pengorbanan Sabat
         Yerusalem Baru
         Gulungan Bait Allah

Walaupun dikatakan ditemukan suatu kitab, bukan berarti seluruh kitab ditemukan secara lengkap. Mengingat kondisinya yang sangat rusak, dan mengingat pula bagaimana Kitab Suci disusun, maka banyak dari teks-teks tersebut hanya dapat dikaitkan kepada beberapa bagian dari teks kitab yang dimaksud.  
Di dalam beberapa gua ada pula teks-teks yang tidak teridentifikasi.

* Tefilin adalah sepasang kotak kulit hitam berisi gulungan perkamen dengan tulisan ayat Alkitab di dalamnya. Tefillin-tangan atau shel-yed dipakai oleh orang Yahudi untuk dililitkan di sekeliling lengan, tangan, dan jari mereka, sedangkan Tefillin-kepala atau shel-rosh diletakkan di atas dahi. Torah meyebutkan Tefillin harus digunakan untuk pelayanan sebagai "tanda" dan "pengingat" bahwa Tuhan membawa anak-anak Israel keluar dari Mesir.
** Targum adalah penjelasan, parafrasa dan pengembangan lisan mengenai Alkitab Ibrani yang diberikan oleh para rabbi dalam bahasa sehari-hari kepada para pendengarnya pada periode di mana bahasa yang dipakai adalah bahasa Aram. Hal ini diperlukan karena menjelang akhir abad menjelang munculnya Kekristenan, bahasa umum sedang mengalami transisi, yaitu bahasa Ibrani yang merupakan bahasa asli Alkitab Ibrani tidak lagi dipakai secara umum dan hanya dalam rangka acara keagamaan.

*** di gua nomor 9 hanya ada teks-teks yang tak teridentifikasi

Recent Post